HUKAMANEWS — Presiden Trump telah menandatangani Perintah Eksekutif pada hari Senin, (5/5).
Perintah Eksekutif ini adalah melarang dana federal digunakan, untuk penelitian kontroversial yang dikenal sebagai "Gain of Function", di negara-negara yang tidak memungkinkan pengawasan yang memadai.
Dalam Perintah Eksekutif Trump mengakhiri semua pendanaan Federal saat ini dan di masa mendatang, untuk penelitian perolehan fungsi yang berbahaya di negara-negara yang menjadi perhatian, seperti China dan Iran dan di negara-negara asing yang dianggap memiliki pengawasan penelitian yang tidak memadai.
Memberdayakan badan-badan penelitian Amerika untuk mengidentifikasi dan mengakhiri pendanaan Federal, untuk penelitian biologis lainnya yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kesehatan masyarakat Amerika, keselamatan publik, atau keamanan nasional.
Melarang pendanaan Federal untuk penelitian asing, yang kemungkinan dapat menyebabkan pandemi lain.
Langkah-langkah ini akan secara drastis mengurangi potensi insiden terkait laboratorium yang melibatkan penelitian gain-of-function, seperti yang dilakukan pada virus corona kelelawar di Tiongkok oleh EcoHealth Alliance dan Wuhan Institute of Virology.
Melindungi warga Amerika dari kecelakaan laboratorium dan insiden biosekuriti lainnya, seperti yang mungkin menyebabkan COVID-19 dan flu Rusia 1977.
Saat menandatangani di Ruang Oval, Trump berkata, "Ini masalah besar. Seharusnya kita tidak akan mengalami masalah seperti ini."
Masalah yang ia maksud adalah Pandemi COVID-19, yang ia dan tim dokter terbaiknya yakini, kemungkinan besar dimulai karena kebocoran laboratorium, yang berasal dari penelitian Gain of Function yang berlangsung di Institut Virologi Wuhan di Wuhan, Tiongkok.
Di antara mereka yang memuji keputusan tersebut, Dr. Jay Bhattacharya, Direktur baru Institut Kesehatan Nasional.
"Pelaksanaan penelitian perolehan fungsi yang berbahaya ini, yang bertujuan mengambil patogen dan membuatnya lebih ganas, lebih mudah menular pada manusia, banyak ilmuwan yakini bertanggung jawab atas pandemi COVID," katanya.
"Negara mana pun yang terlibat dalam penelitian ini membahayakan penduduknya sendiri dan juga dunia, seperti yang kita lihat selama pandemi COVID," tambahnya.
Artikel Terkait
Setelah Covid-19, Kini Muncul Virus HMPV di China, Masyarakat Indonesia Diminta Antisipasi Lebih Awal
Trump Mau Larang DeepSeek? Ini Alasan Mengejutkan AS Tak Mau Teknologi AI China Dipakai Warganya!
Kebijakan Ekonomi Trump Dianggap Bikin Resah, Survei Terbaru Buka-bukaan soal Ketakutan Warga Amerika
Duduk di Pojok, Kehadiran Jokowi Tak Diperhatikan dan Disapa Presiden AS Trump, Presiden Filipina Bongbong Malah Dijabat Tangan oleh Trump
Bikin Geger! Penjara Legendaris Paling Angker Alcatraz di AS Mau Dihidupkan Lagi Sama Trump