Larangan ini diberlakukan bukan hanya untuk menjaga kekhusyukan suasana, tetapi juga karena alasan hukum hak cipta yang ketat.
Walau ada saja pengunjung yang diam-diam mencoba mengabadikan momen, secara etika dan legal, tindakan itu sangat tidak dianjurkan.
Pengunjung justru disarankan untuk menikmati karya seni secara langsung dan mendengarkan penjelasan dari pemandu wisata yang telah terlatih.
5. Replika Kapel Sistina Dibangun oleh Seorang Jemaat Inggris
Keindahan Kapel Sistina menginspirasi banyak orang, termasuk seorang jemaat Katolik bernama Gary Bevans di Inggris.
Baca Juga: TikTok Didenda €530 Juta oleh Uni Eropa karena Transfer Data ke China, Ancaman Blokir Mengintai
Setelah mengikuti ziarah ke Roma pada 1987, Gary merasa terdorong untuk membuat replika lukisan langit-langit Kapel Sistina di Gereja Katolik English Martyrs.
Meski hanya seorang sign writer dan belajar melukis secara otodidak, karyanya yang berskala dua pertiga dari ukuran asli berhasil menarik perhatian umat dan otoritas gereja.
Sebagai penghargaan atas dedikasinya, Gary dianugerahi Salib Kepausan 'Pro Ecclesia et Pontifice' oleh Uskup setempat—sebuah penghormatan tinggi dalam lingkungan Gereja Katolik.
Kapel Sistina bukan hanya tempat pemilihan Paus baru.
Ia adalah simbol perjalanan panjang Gereja Katolik, perpaduan antara kekuasaan spiritual dan mahakarya seni yang tak ternilai.
Dari langit-langit yang dilukis oleh tangan-tangan legendaris hingga aturan ketat dalam proses konklaf, semua menyatu dalam satu bangunan bersejarah yang terus memikat perhatian dunia.
Dalam momen konklaf yang sedang berlangsung, sorotan kembali tertuju pada Kapel Sistina—sebuah ruang sakral tempat sejarah Gereja ditulis ulang.***