Satu-satunya suara resmi dari pihak Israel datang dari Presiden Isaac Herzog.
Dalam pernyataannya, Herzog menyebut Paus sebagai sosok penuh iman dan kasih sayang, yang berupaya menjembatani perbedaan dalam dunia yang terpecah.
Namun pernyataan Herzog tampaknya belum cukup meredakan spekulasi soal retaknya hubungan diplomatik antara Israel dan Vatikan di tengah suasana duka.
Vatikan sendiri hingga kini memilih sikap tenang.
Namun para pengamat menilai bahwa gejolak hubungan kedua pihak sudah mulai terasa sejak beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya, hubungan Israel dan Vatikan sempat membaik, terutama setelah Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Tanah Suci pada tahun 2014.
Kunjungan itu kala itu disambut hangat dan menjadi simbol ikatan perdamaian antaragama.
Sayangnya, hubungan tersebut mulai diuji sejak konflik terbaru di Gaza merebak.
Pernyataan-pernyataan tegas dari Vatikan dinilai sejumlah kalangan di Israel sebagai bentuk keberpihakan, meski dari sisi Gereja Katolik, hal itu merupakan bagian dari misi kemanusiaan.
Situasi ini tentu mengundang kekhawatiran baru di tengah dunia yang tengah menghadapi banyak ketegangan global.
Baca Juga: Bukan Sekadar Simbol Sakral! Ini Alasan Mengejutkan Kenapa Cincin Paus Fransiskus Harus Dihancurkan
Isu kemanusiaan, konflik bersenjata, dan diplomasi lintas agama menjadi topik yang kian relevan.
Kematian Paus Fransiskus bukan hanya meninggalkan kekosongan dalam kepemimpinan spiritual umat Katolik, tapi juga menciptakan ruang refleksi baru soal posisi Vatikan dalam isu-isu geopolitik dunia.
Kini, publik internasional menanti langkah lanjutan dari kedua pihak.