Upaya Divestasi TikTok
Sejak kebijakan ini diberlakukan, banyak spekulasi beredar mengenai kemungkinan perusahaan Amerika membeli operasi TikTok di AS.
Namun, ByteDance berulang kali menegaskan bahwa pemisahan algoritma TikTok bukanlah tugas yang mudah.
Proses ini dapat memakan waktu bertahun-tahun, sehingga membuat skenario akuisisi menjadi semakin rumit.
Di sisi lain, para senator menyatakan bahwa mereka lebih memilih opsi divestasi dibandingkan dengan larangan penuh terhadap TikTok.
Mereka berargumen bahwa kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi perusahaan teknologi, tetapi juga merugikan sekitar 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat, termasuk 7 juta kreator konten yang mengandalkan platform tersebut sebagai sumber pendapatan utama mereka.
Dampak Jangka Panjang
Jika kebijakan larangan tetap diberlakukan, industri teknologi akan mengalami dampak besar.
Tidak hanya Apple, Google, dan Oracle yang terancam kehilangan potensi pendapatan besar, tetapi juga ekosistem digital yang bergantung pada TikTok.
Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial dengan pertumbuhan tercepat, menjadikannya pilar utama dalam industri konten digital global.
Baca Juga: Perombakan Pendidikan Pesantren di Jawa Tengah Harga Mati, Angka Kekerasan Seksual Naik 100 Persen
Hingga saat ini, masih belum ada kejelasan apakah kebijakan larangan ini akan tetap berlaku setelah tenggat waktu berakhir pada 5 April.
Namun, yang pasti, ketidakpastian ini menimbulkan dilema besar bagi perusahaan teknologi dan jutaan pengguna di Amerika Serikat.
Perkembangan selanjutnya akan menjadi penentu apakah TikTok masih bisa bertahan di pasar AS atau harus menghadapi perubahan besar dalam operasionalnya.***