HUKAMANEWS - Presiden Suriah Bashar al-Assad dikabarkan telah meninggalkan Damaskus, menurut berbagai laporan.
Assad pergi setelah pasukan pemberontak memasuki ibu kota, menyusul invasi teritorial yang mengejutkan selama beberapa hari terakhir.
Penggulingan penguasa lama itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Timur Tengah dan akan menjadi pukulan telak bagi Rusia dan Iran, pendukung asing utamanya.
Hayat Tahrir Al-Sham, yang telah memimpin upaya untuk menggulingkan Assad dan pemerintahannya, mengatakan bahwa mereka memasuki Damaskus pada Sabtu malam dan merebut kota utama Homs sekitar 100 mil (160 kilometer) di utara ibu kota sekitar waktu yang sama.
Daerah lain di negara itu, termasuk di utara dekat perbatasan Turki dan di selatan, telah direbut oleh berbagai kelompok.
Ada laporan tentang warga Suriah di Damaskus yang merayakan kejatuhan rezim Assad yang sangat dibenci itu.
Pemimpin HTS, Ahmed Al-Sharaa, meminta semua pasukan pemerintah Suriah di ibu kota untuk mundur.
Al-Sharaa, yang juga dikenal sebagai Abu Mohammed Al-Jolani, mengatakan Perdana Menteri Mohammad Ghazi al-Jalali akan tetap menjabat hingga ada serah terima resmi.
Keberadaan Assad masih belum diketahui.
Ia meninggalkan negara itu ke lokasi yang dirahasiakan, Associated Press (AP) melaporkan, mengutip Rami Abdurrahman dari Syrian Observatory for Human Rights.
Agence France-Presse (AFP) melaporkan pemberontak mengatakan Assad telah "melarikan diri," sementara Reuters mengutip dua perwira militer yang mengatakan pemimpin itu telah terbang keluar dari Damaskus.
Pria berusia 59 tahun itu, yang mengambil alih kekuasaan dari ayahnya Hafez pada 2000, melakukan upaya terakhir untuk tetap berkuasa, termasuk pendekatan diplomatik tidak langsung ke Amerika Serikat (AS) dan presiden terpilih Donald Trump.