HUKAMANEWS - Partai Demokratik Korea Selatan tampaknya tidak gentar dengan kegagalan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol dalam pemungutan suara parlemen pada Sabtu (7/12/2024) malam.
Pemimpin oposisi Lee Jae-myung dengan tegas menyatakan bahwa partainya akan mencoba lagi.
Dengan permintaan maaf kepada rakyat atas kegagalan sebelumnya, Lee mengungkapkan tekad untuk terus memperjuangkan pemakzulan Presiden Yoon.
Langkah konkret sudah direncanakan. Oposisi akan mengajukan rancangan undang-undang (RUU) pemakzulan baru pada Rabu (11/12/2024).
Pemungutan suara terkait RUU tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (14/12/2024).
Baca Juga: Pramono-Rano Sapu Bersih Pilgub DKI! Unggul di 6 Wilayah, Ridwan-Suswono dan Dharma-Kun Tak Berdaya
Sementara itu, Partai Kekuatan Rakyat, yang merupakan pendukung utama Presiden Yoon, memilih pendekatan berbeda.
Mereka menegaskan pentingnya penyelesaian krisis politik secara tertib dan bertanggung jawab tanpa harus melalui pemakzulan.
Dalam pemungutan suara terakhir, Presiden Yoon berhasil lolos dari ancaman pemakzulan. Ia memperoleh 195 suara di Majelis Nasional, hanya terpaut lima suara dari ambang batas 200 suara yang dibutuhkan.
Namun, suasana politik tetap panas. Juru bicara Majelis Nasional, Woo Won-shik, menilai hasil ini sebagai momen yang mencerminkan pengawasan ketat dari rakyat dan dunia internasional.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Korea Selatan Turun ke Jalan, Desakan Pemakzulan Presiden Memanas!
Ketegangan makin memuncak setelah Presiden Yoon mengambil langkah kontroversial pada Selasa malam.
Ia memberikan kekuasaan darurat yang luas kepada militer, mengklaim bahwa langkah itu diperlukan untuk menghadapi "pasukan anti-negara."
Namun, keputusan itu hanya bertahan singkat. Perintah darurat tersebut dicabut tak lama kemudian, menyusul kritik luas dari berbagai pihak.
Dalam pidato yang disampaikan sebelum pemungutan suara pada Sabtu pagi, Presiden Yoon meminta maaf kepada rakyat. Namun, ia menolak tegas seruan untuk mundur dari jabatannya.