Selain itu, banyak bangunan yang hancur, dan puluhan ribu warga sipil terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Serangan ini dipandang sebagai balasan atas serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober, dan menandai meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah.
Situasi ini tentu saja membuat masyarakat internasional semakin waspada akan dampak lanjutan dari konflik ini.
Pernyataan Paus Fransiskus bukan hanya sekadar retorika; ia membawa bobot moral yang signifikan di tengah kekacauan yang melanda kawasan tersebut.
Dalam banyak hal, suara pemimpin spiritual seperti Paus dapat memicu perubahan, baik dalam cara pandang masyarakat maupun dalam kebijakan politik internasional.
Paus menekankan bahwa dalam perang, meski tidak ada yang benar-benar bisa dikatakan "benar," tetap ada ruang untuk moralitas dan kemanusiaan.
Dengan demikian, pernyataan ini bisa dilihat sebagai seruan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan di tengah konflik yang berkepanjangan.
Baca Juga: Geger! Ketua KPU Terjerat Dugaan Pelanggaran Etik, Sidang DKPP Hari Ini Bakal Bikin Kaget!
Semoga, suara-suara yang menyerukan moralitas dalam perang seperti ini bisa membawa harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi Gaza, Lebanon, dan seluruh dunia.***