HUKAMANEWS - Wabah bakteri yang dikenal sebagai "pemakan daging" atau secara ilmiah dikenal sebagai Necrotizing Fasciitis, telah menjadi sorotan utama di Jepang.
Dilaporkan lebih dari 1000 kasus terjadi selama enam bulan pertama tahun ini, penyebaran penyakit ini menimbulkan kekhawatiran serius di antara masyarakat dan ahli kesehatan.
Necrotizing Fasciitis mendapat julukan "pemakan daging" karena kemampuannya untuk merusak kulit, lemak, dan jaringan lunak dengan cepat.
Baca Juga: Sudah Dirilis! Logo HUT Ke-79 RI, Cek Tema, Makna, hingga Link Download di Sini!
Bakteri ini, disebabkan oleh Streptokokus Grup A, dapat dengan cepat menyebar ke dalam darah dan jaringan tubuh, menyebabkan kerusakan yang parah dan, dalam beberapa kasus, kematian.
Menurut Institut Penyakit Menular Nasional (NIID), infeksi ini dapat berujung fatal hanya dalam beberapa hari setelah gejala pertama kali muncul.
Profesor Ken Kukichi dari Tokyo Women's Medical University mengaitkan lonjakan kasus ini dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat pandemi Covid-19.
"Sistem kekebalan tubuh yang terganggu memungkinkan bakteri ini berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan infeksi yang parah," ujarnya dalam konferensi pers baru-baru ini.
Para ahli kesehatan mendorong masyarakat untuk meningkatkan kebersihan diri dan mengenali gejala awal seperti kemerahan yang cepat meluas, nyeri yang tidak proporsional dengan luka visibel, dan demam tinggi.
Pencegahan dini dan pengobatan segera adalah kunci untuk mengurangi risiko infeksi yang lebih parah.