HUKAMANEWS - Kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), kota yang dikenal dengan kemegahan arsitekturnya dan cuaca gurun yang kering, baru-baru ini dikejutkan oleh hujan badai yang tidak biasa.
Dari video yang viral beredar di media sosial, hujan badai ekstrim memporak-porandakan seluruh penjuru kota Dubai dan dalam sekejap telah mengubahnya menjadi lautan air. Kepanikan pun tak terelakkan.
Hujan badai ekstrim itu terjadi pada Selasa,16 April 2024, sekaligus mencatatkan rekor curah hujan tertinggi dalam 75 tahun terakhir di negeri yang dikenal dengan kemewahan dan gedung-gedung pencakar langit.
Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir bandang menggenangi rumah, jalanan, mal, dan bahkan Bandara Internasional Dubai yang dikenal sebagai bandara tersibuk di dunia.
Kejadian ini menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan dan aktivitas di pusat keuangan Timur Tengah ini lumpuh. Ribuan orang terjebak dalam ketakutan.
Masyarakat Dubai, yang tidak terbiasa dengan hujan deras, terpaksa mengubah rutinitas mereka.
Seorang muazin bahkan mengubah lafadz azan, menyerukan sholat di rumah sebagai respons atas kondisi cuaca yang buruk. Video muazin tersebut menjadi viral, menunjukkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi.
Bukan karena Hujan Buatan
Peneliti BRIN menjelaskan bahwa banjir di Dubai bukan disebabkan oleh teknologi hujan buatan, melainkan dipicu oleh perubahan iklim dan badai vorteks.
Pemanasan global, yang didorong oleh emisi gas rumah kaca, menuntun kepada peristiwa cuaca yang semakin ekstrem, termasuk curah hujan tinggi seperti yang terjadi di Dubai.
Baca Juga: Kolaborasi Akademi Hindu dan GreenFaith Indonesia untuk Lingkungan Indonesia Lebih Baik
Banjir besar tidak hanya menyebabkan kerusakan material, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi kota.