Gedung-gedung tua merayap ubinnya dan beberapa kompleks perkantoran baru mengalami kerusakan parah.
Sementara itu, layanan kereta api di seluruh pulau terpaksa dihentikan, menyebabkan mobilitas warga terganggu.
Krisis ini tidak hanya memengaruhi infrastruktur darat, tetapi juga transportasi bawah tanah.
Layanan kereta bawah tanah di Taipei pun terhenti.
Meskipun demikian, kehidupan sehari-hari tetap berjalan dengan relatif normal.
Masyarakat beraktivitas seperti biasa, meskipun ketakutan akan gempa dan tsunami masih menghantui pikiran.
Gempa Taiwan kali ini menjadi pengingat akan betapa rapuhnya kehidupan di hadapan alam.
Dalam sekejap, segala yang dibangun dengan susah payah bisa hancur berantakan.
Meskipun begitu, semangat untuk bangkit dan memperbaiki apa yang rusak tetap menyala.
Warga Taiwan dan Jepang menunjukkan ketangguhan mereka dalam menghadapi bencana alam yang tak terduga ini.
Semoga, mereka segera pulih dari keterpurukan ini dan bangkit dengan lebih kuat lagi.***