Dan Musk, orang terkaya di dunia, telah secara agresif mendorong kebijakan untuk mengurangi pengeluaran sebagai kepala apa yang disebut Departemen Efisiensi Pemerintah, sembari berulang kali menyesatkan publik tentang pengeluaran federal.
Ia juga membanggakan bahwa ia menempatkan USAID sebuah badan yang memberi makan sebagian orang termiskin dan paling putus asa di dunia dan telah menyelamatkan jutaan nyawa "dalam mesin penghancur kayu."
Para pengunjuk rasa yang menentang miliarder Elon Musk berkumpul di luar dealer Tesla di Acton, London, Inggris, 29 Maret 2025.
Baca Juga: Gelombang Protes Meluas di AS, Ratusan Ribu Warga Bangkit Tolak Kuasa Trump dan Elon Musk
Mereka membubarkan program bantuan asing yang mendukung demokrasi rapuh di luar negeri dan memberhentikan sementara pegawai federal yang melindungi pemilu AS di dalam negeri, dalam sebuah tindakan yang menurut para pejabat saat ini dan mantan pejabat mengabaikan komitmen Amerika selama puluhan tahun terhadap demokrasi.
Administrasi Jaminan Sosial, yang bertanggung jawab atas tunjangan bulanan bagi sekitar 73 juta warga Amerika, kini berada dalam kekacauan setelah reorganisasi besar-besaran, termasuk pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan.
Trump dan timnya juga telah mengambil langkah-langkah luar biasa untuk menindak tegas imigrasi, secara agresif menekan ICE untuk mempercepat penangkapan migran dan menggembar-gemborkan rencana deportasi massal, meskipun pemerintahan melakukan banyak kesalahan dalam beberapa minggu terakhir.
Termasuk secara keliru mendeportasi seorang pria Salvador.
"Mereka mengatakan kepada kita bahwa imigran mencuri pekerjaan kita, tetapi merekalah yang mengirim pekerjaan ke luar negeri dan menyewa pengacara perusahaan untuk membubarkan serikat pekerja," kata Frost.
"Mereka mengatakan bahwa kaum transgender adalah ancaman bagi anak-anak kita, tetapi merekalah yang merusak pendidikan publik. Merekalah yang mengingkari krisis iklim. Merekalah yang meracuni planet kita. Merekalah yang tidak melakukan apa pun terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat nasional berupa kekerasan senjata," imbuh Frost.
Pemerintahan Trump sering mempertanyakan ilmu pengetahuan tentang iklim dan mengatakan akan mencabut kebijakan iklim utama, termasuk peraturan yang menargetkan polusi dari kendaraan dan pembangkit listrik, yang merupakan pukulan telak bagi kemajuan Amerika dalam hal udara bersih, air bersih, dan aksi iklim.
Trump juga telah memerintahkan pemerintah federal untuk mengevaluasi kembali kebijakan senjatanya, dan semua tuntutan hukum yang sedang berlangsung yang dapat membatasi hak senjata warga Amerika.
Frost menyebut kondisi politik Amerika saat ini sebagai "bangkitnya otoritarianisme yang berbahaya" yang dipicu oleh "miliarder korup dan perusahaan besar" yang merasa berhak mengendalikan semua aspek kehidupan warga negaranya, termasuk kebebasan berbicara.
Penangkapan Mahmoud Khalil, seorang pengungsi Palestina yang kartu hijaunya dicabut karena keterlibatannya dalam demonstrasi di Universitas Columbia, telah menimbulkan pertanyaan mengerikan tentang apakah orang benar-benar dapat menjalankan hak mereka yang dilindungi konstitusi untuk kebebasan berbicara.
Artikel Terkait
Respon Tarif Impor yang Diberlakukan Trump, Bank Indonesia Komitmen Jaga Kestabilan Nilai Rupiah
Efek Domino Kebijakan Tarif Impor Trump, Dunia di Ambang Krisis PHK dan Resesi Global
Partai Demokrat Rencanakan Pemakzulan Trump dalam Waktu 30 Hari, Trump Dinilai Tak Layak Sebagai Presiden
Gelombang Protes Meluas di AS, Ratusan Ribu Warga Bangkit Tolak Kuasa Trump dan Elon Musk
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Senin Pagi, Imbas Kebijakan Tarif resiprokal Trump