Aksi pada 5 April lalu merupakan unjuk rasa keempat dalam rentang tiga bulan terakhir.
Sebelumnya, demonstrasi besar juga terjadi pada Februari dan Maret, dengan skala yang terus meningkat setiap bulannya.
Hal ini menunjukkan bahwa keresahan masyarakat bukanlah tren sementara, melainkan gejala struktural yang membutuhkan respons serius.
Isu internasional juga tak luput dari sorotan.
Banyak demonstran membawa poster menolak intervensi AS di luar negeri, seperti di Palestina, Ukraina, Haiti, dan Sudan.
Baca Juga: Tornado Terparah Terjang AS, 7 Orang Tewas, 90 Juta Jiwa Terancam Cuaca Ekstrem
Mereka menilai, prioritas kebijakan luar negeri AS justru memperkuat ketimpangan, alih-alih menyelesaikan masalah di dalam negeri.
Dalam konteks ini, protes terhadap Trump dan Musk tidak hanya bersifat domestik, tetapi juga mencerminkan ketegangan global yang lebih luas.
Di tengah polarisasi politik dan informasi yang semakin kabur, satu hal menjadi jelas: warga Amerika semakin sadar akan pentingnya menjaga demokrasi.
Dan lewat gerakan seperti 50501, mereka berusaha merebut kembali kendali dari tangan kekuasaan yang dianggap telah keluar jalur.
Jika tren ini terus berlanjut, tak tertutup kemungkinan akan lahir gerakan rakyat baru yang mampu mengubah peta politik nasional.
Bukan melalui senjata atau kekerasan, tetapi lewat suara, solidaritas, dan tuntutan akan keadilan yang nyata.***
Artikel Terkait
Amerika Serikat Larang DeepSeek! Ratusan Perusahaan AS Panik, Chatbot China Ini Bikin Pemerintah Ketar-ketir!
Pesawat Diduga Milik Militer AS Jatuh di Filipina, Ditemukan 4 Orang Tewas
Lebih Tunduk ke Israel Dibanding Ukraina, Menlu AS Marco Rubio Percepat Pengiriman Bantuan Militer Rp 65 Triliun ke Israel
Update One UI 7 Ditunda di AS, Negara Lain Lebih Dulu, Ini Jadwal Resminya!
Jadi Pesakitan di Sidang ICC Den Haag, Duerte Melawan dan Serang Balik dengan Kumpulan Bukti Foto dan Video Kejahatan Korban Kartel Narkoba AS