Pejabat AS memulai perundingan damai dengan negosiator Rusia bulan ini di Arab Saudi, dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio memimpin delegasi AS.
Ini adalah pertama kalinya pejabat Rusia dan Amerika bertemu langsung selama pemerintahan Trump dengan maksud tegas untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Trump telah lama menuduh Zelenskyy mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari AS dan mendorong Presiden Joe Biden saat itu untuk menghabiskan miliaran dolar AS untuk perang yang "tidak dapat dimenangkan."
Trump berpendapat bahwa perjanjian mineral tersebut akan berfungsi sebagai penggantian atas bantuan militer sebesar hampir $66 miliar yang diberikan AS kepada Ukraina selama tiga tahun terakhir, dan dapat menciptakan “ kemitraan ekonomi ” antara kedua negara.
Ukraina memiliki salah satu cadangan titanium dan bijih besi terbesar di dunia . Namun, menurut pejabat AS, sebagian besar mineral tersebut berada di wilayah yang dikuasai oleh pasukan Rusia.
Rusia telah mengusulkan kesepakatan serupa yang akan memberikan kepemilikan AS atas mineral tanah jarang dan logam berharga di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, sebuah ide yang ditunjukkan oleh Trump dan Putin .
Zelensky bulan ini menolak tawaran awal AS mengenai mineral tanah jarang, dengan mengatakan tawaran tersebut tidak mencakup jaminan keamanan yang cukup kuat untuk Ukraina.
Penolakan tersebut, ditambah desakan Zelensky agar pejabat Ukraina dilibatkan dalam perundingan AS-Rusia untuk mengakhiri perang, memicu kemarahan Trump .
Setelah Zelenskyy menuduh Trump hidup dalam "gelembung disinformasi" Rusia, Trump menjelekkannya sebagai "Diktator Tanpa Pemilu," dengan alasan tanpa bukti bahwa Zelenskyy memutuskan untuk menunda pemilu saat Ukraina bertempur melawan Rusia karena angka popularitas yang rendah.
Trump kemudian mengatakan kepada Fox News bahwa Zelenskyy akan menghambat upayanya untuk menegosiasikan diakhirinya perang.
"Jujur saja, menurut saya kehadirannya di pertemuan itu tidak terlalu penting. Dia sudah ada di sana selama tiga tahun. Dia membuat kesepakatan menjadi sangat sulit dicapai," kata Trump.***
Artikel Terkait
Di Tengah Ancaman Trump dan Israel, Negara Arab Tolak Ide Gila Trump Warga Palestina Dipindahkan ke Negara Lain
Bicara dengan Elon Musk, Presiden Afrika Selatan Kecam Tudingan Trump Soal Penyitaan Tanah di Afsel
Trump Resmi Cabut Akses Biden ke Informasi Rahasia, Balas Dendam Politik Dimulai?
Berdalih Gaza Tak Aman, Trump Ingin Beli dan Kuasai Gaza Bahkan Izinkan Negara Lain Kembangkan Sebagian Wilayah
Demi Efisiensi Anggaran, Trump Dekati Rusia dan China untuk Kembali Bahas Perundingan Senjata Nuklir
Usai Pukul Trump, Presiden Ukraina Zelenskyy Tak Akui Sempat Debat Panas dengan Trump dan Pukul Trump