climate-justice

Prof. Prabang Ajak Kader Muhammadiyah Rawat Bumi dengan Iman dan Tindakan

Kamis, 13 November 2025 | 10:43 WIB
Ilustrasi tumpukan sampah. Sampah bukan cuma soal kebersihan, tapi cerminan moral manusia terhadap bumi.

HUKAMANEWS 1000 Cahaya — Pengelolaan sampah dan air bukan sekadar urusan teknis. Bagi manusia, keduanya merupakan bagian dari kesadaran moral dan spiritual terhadap bumi.

Pesan itu disampaikan Prof. Prabang Setyono, MSi, Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, dalam paparannya pada kegiatan Training of Trainer (TOT) Kader Pintar – Pionir Transisi Energi Indonesia Raya.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program 1000 Cahaya Muhammadiyah di Balai PMD Kalasan, Yogyakarta, pada 11–13 November 2025.

Dalam materi berjudul “Pengelolaan Sampah dan Konservasi Air di Sekolah dan Pesantren”, Prof. Prabang menekankan bahwa sampah dan air adalah dua wajah kesadaran ekologis yang saling berkaitan.

Baca Juga: Menyalakan Energi Berdaulat dari Pelosok Nusantara, Merangkai Inspirasi dari Kisah Nyata

Menurutnya, persoalan lingkungan tidak cukup diselesaikan dengan teknologi, tetapi harus disertai perubahan perilaku dan kesadaran spiritual.

“Sampah bukan cuma soal kebersihan, tapi cerminan moral manusia terhadap bumi. Pendidikan adalah titik awal perubahan itu,” ujarnya.

Prof. Prabang Setyono, MSi, Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, dalam paparannya pada kegiatan Training of Trainer (TOT) Kader Pintar – Pionir Transisi Energi Indonesia Raya, Yogyakarta, 12 November 2025.

Indonesia, lanjutnya, masih menjadi penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia, dengan jumlah mencapai 13 juta ton per tahun.

“Ironi ini terjadi di tengah banyak keluarga yang masih kesulitan pangan. Maka, perubahan harus dimulai dari rumah dan sekolah,” katanya.

Baca Juga: “Mental Stunting” Pejabat

Enam Mazhab Pengelolaan Sampah

Untuk menumbuhkan budaya baru dalam mengelola lingkungan, Prof. Prabang memperkenalkan konsep “Enam Mazhab Pengelolaan Sampah” — Bakar (Reduce), Bantar (Reuse), Pakar (Rethink), Tukar (Replace), Laskar (Recycle), dan Sadar (Restyle).

Konsep ini menjadi panduan praktis bagi sekolah dan pesantren untuk membangun kebiasaan hidup bersih, hemat sumber daya, dan berkelanjutan.

Halaman:

Tags

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB