HUKAMANEWS Greenfaith - Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab individu atau pemerintah, tetapi juga menjadi bagian dari iman dan nilai-nilai kepercayaan.
Dilansir dari unggahan akun instagran @ecopeace_indonesia yang membahas bagaimana keterkaitan agama dan lingkungan dapat menjadi solusi nyata untuk permasalahan ekologi di Indonesia.
Dengan pendekatan berbasis kepercayaan, strategi keberlanjutan dapat diperkuat melalui ajaran dan gerakan yang melibatkan komunitas keagamaan, sehingga membangun kesadaran dan aksi nyata dalam melindungi alam.
Agama dan Lingkungan: Sebuah Keterkaitan Kuat
Sebagai negara dengan enam agama resmi dan lebih dari 187 kelompok kepercayaan, Indonesia memiliki modal spiritual yang besar dalam menjaga lingkungan.
Prinsip keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga bagian dari iman.
Dalam Islam, misalnya, konsep khalifah di bumi yang disebut dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 30 menegaskan bahwa manusia bertanggung jawab sebagai penjaga alam.
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.' Mereka berkata, 'Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Dia berfirman, 'Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'" (QS. Al-Baqarah: 30)
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia memiliki peran sebagai pengelola bumi. Jika lingkungan rusak, maka itu adalah bukti kelalaian kita dalam menjalankan amanah ini.
Changemaking: Gerakan Keagamaan untuk Lingkungan
Lebih dari 80% perilaku masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh nilai-nilai agama dan kepercayaan.
Jika komunitas keagamaan bergerak bersama dalam upaya pelestarian lingkungan, dampaknya bisa sangat besar. Beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan antara lain:
Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Vivo 2025, Ponsel Tahan Banting dengan Teknologi Terdepan!