Laris Manis di COP30! Indonesia Kantongi Rp7 Triliun dari Karbon, Namun Dikritik karena Bahayakan Target Emisi

photo author
- Senin, 24 November 2025 | 12:19 WIB
Ilustrasi transaksi pasar karbon Indonesia di forum COP30. (HukamaNews.com / Instagram @laporiklim)
Ilustrasi transaksi pasar karbon Indonesia di forum COP30. (HukamaNews.com / Instagram @laporiklim)

Jika tidak, Indonesia berisiko dicap sebagai negara yang mengejar pemasukan sementara mengabaikan urgensi pemotongan emisi secara signifikan.

Hingga COP30 berakhir, perdebatan mengenai perdagangan karbon Indonesia belum menunjukkan tanda mereda.

Di satu sisi, ekonomi karbon membuka peluang pendanaan besar untuk proyek hijau.

Di sisi lain, tantangannya terletak pada memastikan bahwa setiap ton karbon yang dijual tidak menjadi penghambat bagi komitmen emisi nasional.

Baca Juga: Inovatif! Program SMILE Eco Bhinneka Bantu Warga Solo Selatan Naik Kelas Lewat Kemasan Daur Ulang

Ke depan, Indonesia perlu memperkuat regulasi, memperjelas ruang karbon untuk NDC, serta memastikan bahwa pasar karbon tidak menggantikan kewajiban industri untuk menekan polusi.

Publik menanti apakah keuntungan Rp7 triliun di COP30 akan benar-benar mempercepat transisi energi atau justru memperlambat langkah menuju masa depan rendah emisi.

Transparansi, pengawasan, dan keberpihakan pada kepentingan lingkungan jangka panjang menjadi kunci menjaga kredibilitas Indonesia di panggung iklim global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Instagram

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X