bisnis

Pikir - Pikir Dulu Tarik Pajak di Sektor Online, Rojali Rohana Juga Marak Bertebaran di E-commerce

Rabu, 20 Agustus 2025 | 07:45 WIB
Ilustrasi: Judi online makin marak di Indonesia, PPATK catat lonjakan transaksi hingga ratusan triliun dan jutaan pengguna terlibat. (HukamaNews.com / Gambar oleh Oleksandr Pidvalnyi dari Pixabay)

HUKAMANEWS - Di sektor perbelanjaan ada Rohana dan Rojali, bagaimana dengan sektor belanja online. Memang sih, jumlah konsumen e-commerce Indonesia masih terus tumbuh dari sisi jumlah konsumen. Namun begitu jumlah penjualandi pasar daring ini secara perorangan justru turun.

“Jadi transaksi tetap ramai, tapi nilainya lebih kecil, sejalan dengan fenomena 'rojali' dan 'rohana' di mana banyak konsumen hanya melihat-lihat atau bertanya tanpa membeli,” ujar Wakil Ketua Umum Indonesian E-Commerce Association (idEA) Budi Primawan, Selasa 19 Agustus 2025.

Disebutkan pihaknya, rata-rata belanja per orang per bulan menurun sekitar 13%, dari Rp543.000 menjadi Rp470.000.

Baca Juga: Samsung Rilis Galaxy Buds 3 FE, Earbud Pintar dengan AI Harga Ramah Kantong

Jelas ini mencerminkan perubahan pola perilaku konsumen di tengah kondisi ekonomi yang menuntut kehati-hatian dalam berbelanja.

Menurutnya, perilaku ini menunjukkan konsumen kini lebih selektif dan fokus pada kebutuhan utama. Meskipun mereka tetap aktif di platform e-commerce, keputusan untuk bertransaksi menjadi lebih berhati-hati. 

“Selain itu, konsumen sekarang juga makin banyak berbelanja lewat kanal lain seperti social commerce dan aplikasi chat, sehingga pola belanja makin tersebar,” kata Budi.

Baca Juga: Dengar Klarifikasi WAMI, Ari Lasso Tambah Meradang, Tuntut Kejelasan Uang Royalti Sebesar Puluhan Juta dan Ratusan Ribu Rp

Lebih lanjut, Budi mengatakan kebijakan baru terkait pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 terhadap pedagang di platform marketplace tidak semata menjadi sebab penurunan belanja rata-rata konsumen, melainkan memang daya beli masyarakat yang sedang tertekan.

“Faktor utama tetap pada daya beli dan kemauan beli konsumen,” imbuhnya.

Meski demikian, idEA tetap optimistis terhadap potensi pasar e-commerce nasional. Momentum belanja seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dinilai mampu mendorong kembali pertumbuhan nilai transaksi, terutama dengan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak.

Baca Juga: iPhone 18 Batal Rilis 2026? Apple Siapkan Kejutan Besar dengan iPhone Lipat dan Jadwal Baru

Berdasarkan survei Jakpat yang rilis 31 Juli 2025, tren pembelian online masyarakat masih mencatatkan angka yang cukup positif. Sebanyak 95% responden menyatakan telah melakukan pembelian secara daring pada paruh pertama tahun 2025, meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Halaman:

Tags

Terkini