Adapun topi Toga yang berbentuk persegi dengan sudut-sudutnya dimaksudkan agar wisudawan dan wisudawati dituntut untuk berpikir secara rasional dan menilai segala sesuatu dari berbagai sudut pandang.
Filosofi untuk menambah wawasan
Sedangkan tali pada topi Toga diibaratkan sebagai otak. Pemindahan tali saat upacara wisuda dari kiri ke kanan berhubungan dengan pekerjaan yang akan dipilih setelah wisuda. Banyak yang beranggapan bahwa awalnya tali topi Toga diletakkan di sebelah kiri karena pada saat kuliah, mahasiswa menggunakan otak kiri yang berhubungan dengan bahasa dan juga hafalan. Saat wisuda, tali dipindah ke kanan dengan harapan sarjana lebih menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas dan juga inovasi.
Selain itu, tali Toga juga diibaratkan sebagai simbol pita pembatas buku. Saat dipindahkan, artinya seorang sarjana harus terus belajar dan menambah wawasan agar ilmunya nggak stagnan.
Sedangkan prosesi pelemparan topi Toga merupakan sebuah ekspresi kebahagiaan, layaknya mencorat-coret baju saat lulus SMA.
Baca Juga: Berpotensi Jadi Pandemi, Begini Gejala, Penularan dan Pencegahan Virus Hendra
Selain sarjana, hakim dan sebagian pemuka agama juga mengenakan Toga sebagai atribut mereka.
Itulah asal usul dan makna filosofis di balik pemakaian Toga. Setelah mengetahui maknanya, harapannya bukan rasa bangga saja yang patut disematkan, namun tugas seorang sarjana yang berjuang dengan ilmu pengetahuan juga harus ditanamkan.
Satu hal yang harus ditanamkan adalah agar bisa menjadi orang yang berguna setelah lulus kuliah dan menyandang status sebagai sarjana. Jadi, bukan semata soal perayaan wisuda dan pakai toganya saja.