pendidikan

Tunjangan Batal Dibayar, Dosen ASN Kabur Dari Indonesia

Selasa, 7 Januari 2025 | 18:37 WIB
Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (Adaksi) mengirimkan puluhan karangan bunga ke depan Gedung D, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek),Selasa (7/1) (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS - Karangan buka simbol kekecewaan dikirimkan sejumlah dosen yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (Adaksi). Mereka menggelar aksi simbolik mengirimkan puluhan karangan bunga ke depan Gedung D, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Jakarta, Selasa 7 Januari 2025.

Para dosen ASN Kemdiktisaintek diketahui batal mendapat tunjangan kinerja (tukin) tahun ini. Padahal, mereka dijanjikan akan menerima pencairan tukin di awal 2025.

Koordinator Adaksi, Anggun Gunawan, tukin dosen ASN sudah diregulasikan sejak 2020 lewat Permendikbud Nomor 49 tahun 2020. Bahkan pada 2024 lalu, dosen ASN telah dijanjikan akan mendapat tukin pada awal 2025, lewat terbitnya Keputusan Mendikbudristek Nomor 447/P/2024 tentang Nama Jabatan, Kelas Jabatan, dan Pemberian Besaran Tunjangan Kinerja Jabatan Fungsional Dosen di Kemendikburistek.

Baca Juga: Erick Thohir Blak-blakan Alasan Pemecatan Shin Tae-yong, Benarkah Ada Mafia Bola di Baliknya? Cek Penjelasannya di Sini

Dalam Kepmen 447/P/2024 sudah jelas tertera bahwa dosen ASN mendapatkan tukin sesuai jabatan. Yakni jabatan asisten ahli dengan kelas jabatan 9 mendapat tunjangan kinerja Rp5 juta per bulan; lektor Rp8,7 juta per bulan; lektor kepala Rp10,9 juta per bulan; dan profesor Rp19,2 juta per bulan.

Sayangnya, Kemdiktisaintek menegaskan bahwa tahun ini tidak ada anggaran yang dialokasikan untuk tukin para dosen ASN. Kemdiktisaintek juga menilai regulasi yang sudah dikeluarkan pada era kepemimpinan sebelumnya tidak dapat menjadi acuan. 

“Kita jadi kecewa karena kan kita saat tahun kemarin audiensi Kepmen itu sudah ada dari direktorat sumber daya dan harusnya bulan Januari sudah cair, sudah dianggarkan,” kata Anggun di depan Kantor Kemdiktisaintek saat aksi simbolik.

Baca Juga: Anak Shin Tae yong Klaim Tahu Banyak Perlakuan PSSI Selama 5 Tahun Terhadap Ayahnya, Namun Pilih Diam, Netizen Spontan Bongkar!

Sebagai informasi, para dosen yang bekerja di PTN-BLU dan PTN-BH [Berbadan Hukum] mendapatkan remunerasi. Namun, dari fakta di lapangan, dosen PTN BLU masih ada yang tidak mendapat remunerasi atau jumlah yang diterima sangat kecil.

Anggun menuturkan, pencairan tukin akan meningkatkan kesejahteraan dosen ASN. Karena saat ini mereka hanya mendapat gaji di kisaran Rp2 juta hingga Rp4 juta per bulan. Jumlah ini pada beberapa daerah, bahkan di bawah angka upah minimum pekerja. 

Tak sedikit, sejumlah dosen ASN mengakali situasi ini dengan ‘mengamen’ lewat cara mengajar di universitas swasta yang membuat fokus mereka jadi terpecah-pecah.Bahkan dosen-dosen ASN di daerah, harus bekerja sebagai ojek daring dan berjualan demi memenuhi kebutuhan harian. 

Baca Juga: Terus Merugi, Puluhan Klub Sepakbola Nasional Bergantung Cuan Dari Transfer Pemain

“Ada sampai 4 tahun teman-teman itu bekerja sebagai dosen, itu malah banyak yang belum dapat sertifikat juga. Dan itu pun kan cuma satu kali gaji. Sehingga kami ingin menuntut di kesempatan siang hari ini, kami ingin menagih janji tukin dosen ASN,” tegasnya.

Sebagian dosen sudah mulai ancang - ancang untuk hengkang dari Indonesia, salah satunya ke Brunei dan Malaysia. Mereka sudah tidak mau menjadi dosen di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini

Sekolah Tak Ada PR, Menguntungkan Siswa Atau Siapa

Selasa, 24 Juni 2025 | 19:57 WIB