HUKAMANEWS – Jelang perhelatan pesta demokrasi lima tahunan, Pemilihan Umum Legeslatif (Pemilu) dan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres), istilah ‘politikus’ dan ‘politisi’ bertebaran di media cetak dan elektronik, hingga media sosial.
Mengambil dua contoh penggunaan istilah ‘politikus’ dan ‘politisi’ berikut ini:
(1) Beberapa politikus, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, hampir selalu masuk ke dalam tiga besar survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
(2) Selain media sosial, media luar ruang masih menjadi favorit politisi untuk mempromosikan dirinya ke tengah masyarakat.
Baca Juga: Pilihan Tepat Partai Demokrat Usai ‘Dikhianati’ Surya Paloh dan Anies Baswedan
Lantas, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mana baku dari dua penggunaan istilah ‘polikus’ dan ‘politisi’?
Dalam KBBI daring, kata politisi dan politikus digolongkan sebagai kata benda (nomina). Kata politisi bermakna atau bersinonim dengan politikus.
Adapun kata politikus berarti: (1) ahli politik; ahli kenegaraan; (2) orang yang berkecimpung dalam bidang politik.
Kedua kata ini, kalau disimpulkan, sama-sama mempunyai arti ’orang yang berkecimpung dalam bidang politik’.
Baca Juga: Sering Sakit Kepala? Kenali Jenis dan Penyebabnya yang Belum Banyak Diketahui
Kata politisi dan politikus, dalam KBBI, tidak disebutkan dengan jelas mana yang berbentuk tunggal dan mana yang berbentuk jamak.
Sehingga tidak salah jika ada pengguna bahasa yang menganggap kata politisi dan politikus merupakan bentuk tunggal, ada pula yang menganggap bentuk jamak.
Namun, menurut pakar bahasa JS Badudu (Almarhum) dalam buku ‘Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II’ (1994) menyatakan, politisi dan politikus merupakan kata serapan dari bahasa Belanda.
Kata politisi berasal dari politici dan politikus berasal dari kata politicus.