Fenomena ini dimulai pada akhir bulan September dan akan berakhir pada pertengahan November.
Setelah itu, bulan mini ini akan terlepas dari gravitasi Bumi dan kembali ke orbit asalnya di luar sana.
Kehadiran bulan mini ini tidak akan memberikan dampak besar bagi kehidupan di Bumi.
Asteroid ini terlalu kecil untuk mempengaruhi gravitasi atau menyebabkan perubahan signifikan pada pasang surut laut.
Fenomena ini lebih bersifat sebagai tontonan menarik bagi para astronom dan penikmat langit malam.
Namun, fenomena ini bisa menjadi pengingat bagi kita tentang betapa dinamisnya lingkungan luar angkasa kita.
Bumi bukanlah entitas yang statis; ia berinteraksi dengan berbagai objek di sekitarnya, termasuk asteroid dan komet yang datang dan pergi dalam orbit yang tak terduga.
Baca Juga: Rugikan Negara hingga Rp 371 miliar, 3 Mantan Petinggi Indofarma Terjerat Kasus Dugaan Korupsi!
Meskipun asteroid ini kecil, namun masih mungkin untuk dilihat dengan bantuan teleskop yang cukup kuat.
Pengamat langit di belahan bumi tertentu mungkin bisa menyaksikan fenomena ini, terutama pada saat asteroid berada di titik terdekatnya dengan Bumi.
Jadi, bagi kamu yang penasaran, siapkan teleskop dan cari tahu kapan bulan mini ini bisa terlihat di wilayahmu.
Baca Juga: Apakah Bekicot Halal untuk Dikonsumsi? Ini Penjelasan Lengkap Fatwa MUI
Jadi, siap-siap ya! Fenomena bulan mini ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Jangan sampai ketinggalan untuk mengamatinya dan siapa tahu, kamu bisa melihat bulan baru yang menghiasi langit malam.***
Artikel Terkait
Moon Jae In Tersandung Suap, Mantan Presiden Korsel Bantu Menantu Cari Kerja, Nepotisme atau Sekedar Kebetulan?
Hakim Juan Merchan Tunda Vonis Donald Trump Terkait Uang Tutup Mulut hingga Setelah Pemilu, Apa Makna di Balik Keputusan Ini?
Elon Musk Bakal Terbangkan Pesawat Luar Angkasa Starship Tak Berawak ke Mars dalam Dua Tahun
Capybara Serbu Kompleks Elit, Simbol Perlawanan Hijau di Argentina
Wow! Termasuk Sumedang, Inilah 4 Kota di Indonesia yang Dapat Predikat Suhu Panas Tertinggi Se-Asia Tenggara, Apa Ini Tanda Bahaya?