Jadi, bukan sekadar orang biasa, menteri itu punya peran penting dalam mengatur kebijakan dan urusan negara.
Kalau kita lihat ke sejarah, sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara dulu, "mantri" sudah dipakai untuk menyebut pejabat-pejabat penting.
Ketika Indonesia merdeka dan mengadopsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, penulisan kata "mantri" diadaptasi menjadi "menteri" seperti yang kita kenal sekarang.
Jadi, jelas ya, bukan "mentri," tapi "menteri."
Penggunaan yang Salah dalam Kehidupan Sehari-Hari
Kesalahan penulisan "mentri" ini nggak cuma terjadi di percakapan sehari-hari, lho.
Sering kali kita lihat di media sosial, bahkan di surat kabar atau situs berita yang harusnya memperhatikan kaidah bahasa, penulisan "mentri" malah sering muncul.
Entah itu karena kurang teliti atau memang pengaruh dari bahasa lisan yang lebih sering kita dengar.
Padahal, salah nulis kata "mentri" ini sebenarnya bisa fatal, apalagi kalau konteksnya formal.
Bayangin aja, kalau kamu nulis surat resmi ke pemerintah, terus nulisnya "mentri," bisa-bisa suratmu dianggap nggak serius atau bahkan langsung diabaikan.
Pentingnya Memperhatikan Kaidah Bahasa
Memperhatikan kaidah bahasa seperti penulisan kata yang benar, termasuk "menteri," bukan cuma buat gaya-gayaan atau pamer pinter, tapi lebih kepada menunjukkan bahwa kita peduli dan menghargai bahasa kita sendiri.
Artikel Terkait
Mengupas Istilah Hukum: Apa Itu Acara Pemeriksaan Singkat?
Bikin Gemas! Inilah 13 Ras Kucing yang Lagi Hits di Indonesia, Mana Favoritmu?
Mengenal Istilah Hukum Actio in Pauliana, Tuntutan Hukum untuk Perlindungan Hak Kreditur
Ribut Terus Gak Abis-abis Nikita dan Loly, Ini Cara Ajarkan Anak Agar Tangguh Tak Mudah Ketipu Orang Jahat
Apa Itu Legal Standing? Kenapa Hanya Beberapa Orang Bisa Tuntut Undang-Undang? Temukan Jawabannya di Sini!