oase

Lewat Surah Al Baqarah, Warga Binaan Lapas Perempuan Kota Semarang Belajar Move On Dari Persoalan Hidup

Kamis, 20 Maret 2025 | 19:55 WIB
Istri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Nawal Taj Yasin Maimoen saat duduk ngaji bersama warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang,Kamis (20/3) (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS – Lantunan ayat suci Al-Qur’an dari warga binaan Lembaga emasyarakatan Perempuan Kelas IIA Semarang, mengalun merdu. Begitu merdu hingga memancing perhatian Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, untuk ikut duduk menyimak bacaan tersebut.

Isteri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen tersebut pun ikut mengaji bareng mereka, dengan membacakan QS Al Baqarah. Para warga binaan larut menyimak. Di tempat itu, Nawal juga menyempatkan untuk belajar membatik. Mentornya, adalah warga binaan.

Ya, pengalaman tersebut, merupakan salah satu rangkaian kunjungan Nawal ke LP Perempuan itu. Selain mengaji, Nawal juga melihat sejumlah aktivitas di sana. Seperti, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, pelatihan memasak bareng, keterampilan menjahit, merajut, pelatihan digital marketing oleh Junior Chamber International Central Java, dan sebagainya.

Baca Juga: Netizen Berspekulasi Atas Kekalahan Timnas, Ada yang Menduga Campur Tangan Bung Towel dan ET yang Tunduk Pada Mafia

Kepada para warga binaan, Nawal menyampaikan pesan, Lapas diharapkan menjadi media pembelajaran bagi mereka, untuk mengembangkan diri, berinovasi. Tidak hanya membangun penguatan mental dan spiritual, tapi juga perlunya bekal keterampilan yang berguna saat mereka kembali ke masyarakat.

“Anggap saja Lapas adalah tempat untuk tumbuh lebih baik, tempat untuk membuat mental lebih sehat,” ujarnya.

Diakui, tidak mudah untuk move on dari peristiwa yang membawa mereka terpaksa menjalani kehidupan di Lapas. Karenanya, Nawal memberikan tiga kunci agar bisa bangkit dari keterpurukan.Pertama, anggap saja yang mereka jalani sekarang sebagai bagian dari takdir Allah. Sehingga, jangan terlalu menyalahkan keadaan, tetapi berusaha untuk berbaik sangka, jika apa yang Allah takdirkan dapat menjadikan makhluk ciptaannya lebih baik lagi, dan terangkat derajatnya.

Baca Juga: Cuma Rp12 Jutaan! Infinix Note 50x Smartphone Gaming Termurah dengan Baterai 5.500mAh dan Layar 90FPS

“Musibah itu terjadi pada diri kita, supaya kita tidak berputus asa atas apa yang sudah terlewatkan dalam hidup kita. Kalau kita dikasih senang terus, kita akan jumawa,” ujar Nawal.

Menurutnya, apa pun luka batin yang dialami, pengobatnya adalah Al-Qur’an. Nawal mencontohkan pengalaman Angelina Sondakh, yang selama di Lapas justru dimanfaatkan untuk menghafal Al-Qur’an, dan kini menjadi pendakwah.

“Bagaimana kalau sudah membaca Al-Qur’an tapi masih sumpek? Itu karena ada jarak dengan Al-Qur’an. Bacalah perlahan-lahan, jangan cepat-cepat. Kita mentadabburi Al-Qur’an, sehingga meresap dalam hati, sadar secara pikiran dan hati, oiya ada Allah. Mungkin ini untuk penghapus dosa, mungkin dengan ini Allah akan menaikkan derajat kita. Ini kunci kedua,” ungkap Nawal.

Baca Juga: Di Saat Timnas Keok 1:5 Hadapi Australia, Shin Tae Yong Keciduk Asyik Berburu Takjil, yang Nyariin STY Lagi War Takjil Nih Orangnya!

Kunci ketiga, mendalami terjemahan Al-Qur’an. Sehingga ketika seseorang menghadapi situasi sulit, misalnya mengalami bullying saat keluar dari Lapas, dia sudah siap dengan “obatnya”. Penguatan mental juga mesti diimbangi dengan keterampilan, sekaligus untuk penguatan ekonomi.

Warga binaan asal Jakarta, Siti Zaenab, mengungkapkan, keberadaannya di Lapas, justru membuatnya bisa berpuasa.

Halaman:

Tags

Terkini

Jukung Julak: Rumah Makan yang Menyimpan Ribuan Doa

Rabu, 19 November 2025 | 20:13 WIB

Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Saya Berbeda Pandangan

Minggu, 9 November 2025 | 06:05 WIB

45 Tahun WALHI: Gerakan Tanpa Kultus

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:38 WIB

Ketika Para Ibu Sudah Turun ke Jalan

Senin, 31 Maret 2025 | 13:18 WIB