oase

Agama dan Kebahagiaan

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:35 WIB
Roehan Utsman, Pengajar Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta

Baca Juga: Kebakaran Misterius di Gedung Kementerian ATR/BPN, Budaya Korupsi, dan Politik Sandera

Agama dan Kebahagiaan

Persoalan utama yang perlu dijawab adalah apakah agama dapat memberikan kebahagiaan kepada umatnya? Banyak pakar, terutama yang berkecimpung di bidang psikologi, seperti Robert D. Putnam dan Robert F. Inglehart, menyelidiki persoalan ini. Dalam penelitian mereka, mereka menyimpulkan bahwa orang-orang yang beragama atau memiliki hubungan dengan agama jauh lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang tidak beragama atau tidak memiliki hubungan dengan agama.

Penelitian semacam ini telah dilakukan berulang-ulang, dan hasilnya tetap sama: orang yang berkeyakinan pada agama atau taat pada agama mereka lebih tenang dan bahagia dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki agama atau keyakinan.

Namun, ada pula persoalan lain di mana negara yang berazaskan agama, seperti Suriah dan Afghanistan, meskipun penganut agama di negara tersebut merasa tidak bahagia. Menurut penelitian mereka, hal ini disebabkan oleh teror, intoleransi, kekejaman, kebengisan, serta ketidakadilan yang terjadi di negara tersebut. Pemerintahan yang sewenang-wenang membuat penganut agama merasa tidak bahagia, meskipun negara tempat mereka tinggal adalah negara yang beragama.

Baca Juga: Jauhi Orang Toxic, Lindungi Jiwamu

Kesimpulan akhir dari penelitian tersebut menegaskan bahwa lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan.

Dari penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa beragama bukanlah soal menang atau kalah. Yang seharusnya diutamakan adalah ketentraman dan kebahagiaan. Dengan kata lain, jika beragama tidak mampu menciptakan suasana tersebut, maka pelakunya gagal dalam beragama dan tidak layak dianggap sebagai agamawan.

Tidak salah jika akhirnya ada penilaian bahwa agama seringkali digunakan sebagai alat pembenaran untuk keputusan-keputusan tertentu. Jargon atau dalil agama dipilih sesuka hati hanya untuk legalitas kebenaran versi tertentu. Na'udzubillah min dzalik.*** 

Halaman:

Tags

Terkini

Jukung Julak: Rumah Makan yang Menyimpan Ribuan Doa

Rabu, 19 November 2025 | 20:13 WIB

Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Saya Berbeda Pandangan

Minggu, 9 November 2025 | 06:05 WIB

45 Tahun WALHI: Gerakan Tanpa Kultus

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:38 WIB

Ketika Para Ibu Sudah Turun ke Jalan

Senin, 31 Maret 2025 | 13:18 WIB