Menyalakan Energi Berdaulat dari Pelosok Nusantara, Merangkai Inspirasi dari Kisah Nyata

photo author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 16:57 WIB
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pondok pesantren Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pondok pesantren Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.

Langkah ini sejalan dengan target pemerintah mencapai bauran energi terbarukan 23% pada 2025 dan 31% pada 2050.

“Pesantren bisa jadi agen perubahan menuju energi bersih,” ujar Eniya Listiani Dewi, Dirjen EBTKE.

PLN kini melangkah lebih jauh melalui program dedieselisasi, mengganti ratusan pembangkit diesel di wilayah 3T dengan PLTS hybrid agar energi berdaulat benar-benar hadir di pelosok nusantara.

Cahaya yang Menyatukan Negeri 

Dari Pulau Saobi di Madura, Masjid Jogokariyan di Yogyakarta, Pesantren Wali Barokah di Kediri, hingga Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta, cahaya-cahaya kecil itu kini menyatu dalam satu energi besar: energi kemandirian.

Setiap panel surya yang terpasang bukan sekadar alat, melainkan simbol kesadaran baru bahwa masa depan Indonesia tak boleh bergantung pada impor bahan bakar atau mesin diesel tua, tetapi harus tumbuh dari kekuatan rakyat dan bumi sendiri.

PLN, bersama ribuan tangan masyarakat, ulama, pengurus rumah ibadah, dan anak-anak muda yang mencintai bumi, menjahit serpihan-serpihan cahaya itu menjadi satu jalinan: energi berdaulat untuk Indonesia yang kuat, adil, dan berkelanjutan.

Kini, ketika malam turun di berbagai penjuru negeri, lampu-lampu itu menyala serempak. Di bawahnya, ada doa, kerja keras, dan keyakinan bahwa kemandirian energi bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang tengah tumbuh di setiap rumah, sekolah, dan rumah ibadah di tanah air.

Dan dari sanalah, Indonesia menatap masa depan: bukan hanya terang, tapi berdaulat dalam cahaya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jukung Julak: Rumah Makan yang Menyimpan Ribuan Doa

Rabu, 19 November 2025 | 20:13 WIB

Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Saya Berbeda Pandangan

Minggu, 9 November 2025 | 06:05 WIB

45 Tahun WALHI: Gerakan Tanpa Kultus

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:38 WIB

Ketika Para Ibu Sudah Turun ke Jalan

Senin, 31 Maret 2025 | 13:18 WIB
X