HUKAMANEWS - Malam Nisfu Sya'ban selalu menjadi perdebatan di kalangan umat Islam.
Sebagian percaya bahwa Malam Nisfu Sya'ban ini penuh berkah dan rahmat, sementara yang lain menganggapnya sebagai tradisi tanpa dasar yang kuat.
Kontroversi ini terus berulang setiap tahunnya, terutama menjelang pertengahan bulan Sya'ban.
Lalu, apakah Nisfu Sya'ban benar-benar memiliki keutamaan khusus atau hanya sekadar budaya turun-temurun?
Baca Juga: PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret 2025 Sebagai 1 Ramadhan 1446 Hijriah Awal Bulan Puasa
Dalil Keutamaan Nisfu Sya'ban: Antara Sahih dan Dhaif
Malam Nisfu Sya'ban jatuh pada tanggal 15 Sya'ban, yang pada tahun 2025 bertepatan dengan 14 Februari.
Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan malam ini, meskipun tidak semua ulama sepakat mengenai kesahihannya.
Ustaz Bachtiar Nasir menyebutkan bahwa berbagai riwayat menyebutkan keistimewaan Nisfu Sya'ban, tetapi sebagian ulama mempertanyakan validitasnya.
Salah satu hadis yang sering dikutip berasal dari Mu'adz bin Jabal RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:
Baca Juga: Institut Pertanian Bogor Bentuk Pusat Riset Unggulan Untuk Program MBG
"Pada malam Nisfu Sya'ban, Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya. Dia mengampuni mereka, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)
Hadis ini dinilai sahih oleh Syekh Albani dalam Silsilah al-Shahihah.
Namun, ulama lain seperti KH Dr. Ahmad Lutfi Fathullah menegaskan bahwa hadis tentang amalan tertentu pada malam Nisfu Sya'ban, seperti salat dan puasa khusus, memiliki derajat dhaif (lemah).
Meski demikian, hadis dhaif masih bisa digunakan dalam konteks fadhail al-a'mal (keutamaan amal) selama tidak dijadikan dasar hukum wajib.
Artikel Terkait
Mulailah Berbicara Baik Kepada Dirimu Sendiri
Perjuangan, Doa, dan Cinta: Trilogi Penakluk Rintangan
Berhentilah Menunggu, Percayakan Segalanya pada Semesta
Menjaga Vibrasi Positif dan Keyakinan di Tengah Badai
Kekuatan Sejati Lahir dari Ujian Terberat