Perjuangan, Doa, dan Cinta: Trilogi Penakluk Rintangan

photo author
- Senin, 3 Februari 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi perjuangan. Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, tapi tentang belajar menari di tengah hujan." Dan dengan perjuangan, doa, dan cinta, tarianmu akan selalu indah.
Ilustrasi perjuangan. Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, tapi tentang belajar menari di tengah hujan." Dan dengan perjuangan, doa, dan cinta, tarianmu akan selalu indah.

Doa mengajari kita untuk tidak hanya mengandalkan diri sendiri, tapi juga percaya pada rencana yang tak terlihat.

Seperti kata Rumi, "Luka adalah tempat cahaya masuk ke dalam dirimu." Doa adalah cahaya itu. 

Cinta, Bahan Bakar yang Tak Pernah Habis

Mengapa seorang ibu rela begadang semalaman merawat anaknya? Mengapa relawan rela masuk ke zona bencana untuk menyelamatkan orang asing? Jawabannya selalu sama: cinta.

Cinta adalah energi yang mengubah hal mustahil menjadi nyata. Ia memberi kekuatan saat fisik lelah, memberi alasan saat pikiran bingung, dan memberi keberanian saat hati gentar. 

Cinta tak selalu romantis. Cinta bisa berupa dedikasi pada impian, pengorbanan untuk keluarga, atau kepedulian pada sesama. Ia adalah suara kecil yang berbisik, "Lanjutkan saja, kau bisa," ketika dunia berteriak, "Menyerahlah!"

Cinta adalah alasan mengapa kita bangkit setiap jatuh, mengapa kita tetap berbagi meski diri sendiri kekurangan. 

Ketiganya Mencipta Jalan

Perjuangan, doa, dan cinta bagai tiga utas tali yang terjalin erat. Perjuangan memberi makna, doa memberi arah, cinta memberi kekuatan. Bersama, mereka menciptakan jalan—bahkan di padang belantara yang paling sunyi. 

Suatu hari, saat kau melihat ke belakang, kau akan tersenyum. Rintangan yang dulu terasa seperti gunung, kini hanya jadi cerita. Doa-doa yang kau panjatkan dengan getir, ternyata menjadi peta yang membawamu ke tempat tepat. Dan cinta, yang kau kira habis terkikis, justru berkembang menjadi warisan abadi. 

Jadi, teruslah melangkah. Hadapi badai dengan dada, berdoalah dengan jujur, dan cintailah dengan seluruh jiwa. Sebab selama ketiganya menyala dalam dirimu, tak ada kegelapan yang abadi. Jalan itu ada—meski harus kau ciptakan sendiri dengan tapak kaki, doa, dan hati yang tak kenal menyerah. 

"Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, tapi tentang belajar menari di tengah hujan." Dan dengan perjuangan, doa, dan cinta, tarianmu akan selalu indah.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Jukung Julak: Rumah Makan yang Menyimpan Ribuan Doa

Rabu, 19 November 2025 | 20:13 WIB

Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Saya Berbeda Pandangan

Minggu, 9 November 2025 | 06:05 WIB

45 Tahun WALHI: Gerakan Tanpa Kultus

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:38 WIB

Ketika Para Ibu Sudah Turun ke Jalan

Senin, 31 Maret 2025 | 13:18 WIB
X