Selain itu, keduanya memiliki kemampuan menghindar dari antibodi, baik yang dihasilkan dari infeksi alamiah maupun dari vaksinasi COVID-19.
Dicky pun memprediksi kenaikan kasus COVID-19 yang disebabkan oleh BA.4 dan BA.5 tersebut bisa mencapai 12-13 persen.
“Dan umumnya kalau tidak ada upaya yang memadai misalnya PPKM-nya dicabut, (cakupan) vaksinasinya buruk, perilaku dari masyarakat yakni dalam hal pemakaian masker juga buruk, itu dalam dua minggu bisa dominan, dan bisa menyebabkan peningkatan atau gelombang baru,” ungkapnya.
Jumlah kasus di berbagai negara
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Muhammad Syahril menyebutan, subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID di tingkat global.
Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 Naik Lagi
Data tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.
Sementara untuk subvarian BA.5, terdapat 63 negara sudah melaporkan dengan total sebanyak 8.687 sekuens. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak, yakni Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.