nasional

Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso: Integritas tanpa Batas

Jumat, 1 Juli 2022 | 09:00 WIB
Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso dan istri.

Baca Juga: Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin: Bapak Brimob, Penumpas Separatisme

Karena tidak mendapatkan respon baik dari kapolri, Hoegeng mengambil langkah tegas untuk membongkar kasus itu. Hoegeng sengaja membocorkan dugaan korupsi di jawatan keuangan Polri itu kepada beberapa media.

Hasilnya, tidak lama kemudian meledaklah kasus dugaan korupsi mencapai Rp 6 miliar itu di surat kabar nasional. Ibarat bola salju yang terus menggelinding, hingga akhirnya mendapatkan tindak lanjut dari penegak hukum.

Menolak Dimakamkan di TMP Kalibata

Hoegeng Iman Santoso lahir pada 14 Oktober 1921 dan wafat di usia 83 tahun, tepatnya pada 15 Juli 2004. Kepala Kepolisian RI ke-5 yang dikenal sebagai sosok berintegritas ini rupanya menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: Dirgahayu Korps Bhayangkara Polri ke-76! Inilah 10 Link Twibbon Keren untuk dibagikan di Medsos

Hoegeng wafat pada 15  Juli 2004. Sebenarnya pemerintah telah menyediakan makam untuk Hoegeng di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Namun istri dan anak-anaknya menolak tawaran tersebut. Dari pengakuan Aditya, putra kedua Hoegeng, ayahnya berwasiat untuk dimakamkan bersama keluarganya.

“Kalau di Taman Makam Pahlawan tidak mungkin dimakamkan bersama keluarga,” kata Aditya menirukan ucapan ayahnya seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 14 Agustus 2021.

Alasan lain Hoegeng tak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, kata Aditya, lantaran merasa tempat tersebut tidak lagi sakral. Pasalnya yang dikubur di sana tak hanya pahlawan, pemerintah turut mengubur para koruptor. Hal serupa pernah dijelaskan langsung oleh Hoegeng pada Majalah Forum Keadilan edisi 19 Agustus 1993.

Saat itu Hoegeng menolak tegas jasadnya dikubur di Taman Makam Pahlawan Kalibata jika meninggal dunia. “ Ah, nanti para koruptor menegur saya. Padahal saya mau istirahat,” tutur Hoegeng.

Baca Juga: Mulai 1 Juli, Beli BBM Subsidi Wajib Pakai MyPertamina

Pada akhirnya, Hoegeng dimakamkan di area pemakaman Gritama, Tonjong Kecamatan Kemang, Bogor, Jawa Barat. Ia membeli lahan pemakaman itu karena ingin dikubur bersama keluarganya. Pemakaman Hoegeng dipimpin oleh Kepala Polri Jenderal Da’i Bachtiar.

Menurut cerita dari Nisun, salah satu penjaga area pemakaman, saat masih hidup Hoegeng datang membersihkan lahan setiap akhir bulan. Bahkan membangun pendopo sebesar 3 x3 meter di sudut area makam.

Meskipun sudah menjaga area pemakaman sejak 1990, Nisun dan Nani tak pernah tau bahwa sosok yang dikenal sebagai pria ramah, sederhana, dan suka bercanda itu adalah mantan Kepala Polri. Mereka baru mengetahui saat hari pemakaman banyak rombongan polisi yang mengikuti upacara pemakaman Hoegeng.

“Saya baru tahu Pak Hoegeng mantan Kapolri, ya, pas pemakaman itu. Kami kaget sekali,” Nisun mengatakan pada Majalah Tempo. Masa lalu menjadi Kapolri tak pernah diceritakan pada Nisun dan Nani oleh Hoegeng hingga dimakamkan.

Halaman:

Tags

Terkini