Suyudi mengungkapkan bahwa tim gabungan berhasil menangkap 16 buronan narkoba yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian orang.
Salah satu capaian paling menonjol adalah penangkapan Dewi Astutik, figur penting dalam jaringan gembong narkoba internasional Fredy Pratama.
Penangkapan tersebut berkaitan dengan penyelundupan dua ton sabu di Kamboja pada 1 Desember 2025, yang menjadi salah satu kasus narkotika lintas negara terbesar tahun ini.
Kasus ini menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak lagi bisa dilakukan secara lokal, melainkan membutuhkan intelijen global dan koordinasi lintas yurisdiksi.
Baca Juga: Kejagung Tegaskan Tak Intervensi OTT KPK, Penangkapan Dua Jaksa Jadi Alarm Internal Penegakan Hukum
Empat Ton Sabu hingga Ribuan Ekstasi Disita
Dari sisi barang bukti, BNN mencatat lonjakan signifikan volume narkotika yang berhasil disita sepanjang 2025.
Total sabu yang diamankan mencapai 4.011.723,13 gram, atau lebih dari empat ton sabu, menjadikannya salah satu rekor penyitaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Selain sabu, aparat juga menyita ganja seberat 2.178.306,42 gram, ganja sintetis 2.061,56 gram, serta 364.750 butir ekstasi dengan berat mencapai 142.490,78 gram.
Tidak hanya itu, kokain seberat 4.703,71 gram juga berhasil diamankan dari sejumlah operasi terpisah.
Besarnya jumlah barang bukti ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi target strategis pasar narkotika regional, baik sebagai tujuan maupun jalur transit.
Baca Juga: KPK Segel Rumah Kajari Kabupaten Bekasi, Sinyal Kuat Pengusutan OTT Bupati Bekasi Makin Dalam
Pemusnahan Ladang Ganja Jadi Fokus Pencegahan
BNN tidak hanya fokus pada hilir peredaran, tetapi juga menyasar hulu produksi narkotika, khususnya ganja.
Sepanjang 2025, BNN melakukan eradikasi ladang ganja seluas 127.800 meter persegi di sejumlah wilayah rawan.