HUKAMANEWS - Kebakaran gedung di Jakarta Pusat kembali menyisakan duka mendalam, setelah insiden maut terjadi di Kantor PT Terra Drone yang menewaskan sedikitnya 20 orang.
Asap pekat di lantai 6 menjadi tantangan terbesar tim pemadam kebakaran, memaksa petugas memecahkan kaca dan menggunakan bronto skylift demi membuka akses evakuasi.
Tragedi kebakaran gedung kerja ini kembali membuka perbincangan soal keamanan gedung bertingkat dan sistem evakuasi darurat bagi pekerja di ibu kota.
Kebakaran Gedung Terra Drone: Evakuasi Terhambat Asap Pekat
Kebakaran terjadi sekitar pukul 12.40 WIB di gedung rumah toko PT Terra Drone, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, ketika aktivitas perkantoran masih berlangsung normal.
Petugas damkar tiba sepuluh menit setelah laporan diterima dan langsung melakukan penyisiran lantai demi lantai menggunakan alat khusus untuk menambah suplai oksigen.
“Kondisi lantai 6 sangat berat karena asap pekat,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo, menjelaskan alasan penggunaan bronto skylift serta pemecahan kaca untuk evakuasi agar ruang bernapas terbuka.
Selain itu, upaya evakuasi dilakukan dari sisi luar gedung guna memberi kesempatan akses penyelamatan bagi korban yang diduga terjebak di lantai atas.
20 Korban Tewas, Termasuk Seorang Wanita Hamil
Hingga pukul 16.15 WIB, petugas menghimpun data jumlah korban meninggal mencapai 20 orang, terdiri dari 15 perempuan dan 5 laki-laki, termasuk satu wanita yang sedang hamil.
Seluruh korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk identifikasi dan penanganan lebih lanjut oleh tim DVI.
Sementara itu, pantauan di lapangan menunjukkan 23 kantong jenazah dievakuasi dari gedung, menandakan kemungkinan pendataan yang masih bergerak dinamis.
Di media sosial, muncul respons warganet yang mempertanyakan keamanan kantor dan bangunan bertingkat tempat ribuan pekerja menghabiskan waktu setiap hari.