Saat jalur darat tertutup, udara menjadi penyelamat.
Apa Selanjutnya?
Brigjen Osmar menegaskan bahwa TNI akan terus mengerahkan personel dan alutsista selama dibutuhkan.
“TNI hadir sebagai bagian dari negara dan bertindak semaksimal mungkin,” ujarnya.
Namun, upaya jangka panjang menjadi tantangan yang tak kalah penting: pemulihan ekonomi, pembersihan akses, serta rekonstruksi kawasan terdampak agar bias migrasi ekonomi dan urbanisasi tidak memicu bencana susulan.
Penanganan banjir Sumatera adalah ujian sistem mitigasi bencana nasional dan bukti bahwa aksi cepat, baik pemerintah, TNI, maupun masyarakat, harus berjalan beriringan.
Kehadiran 30 ribu prajurit bukan sekadar pengerahan militer, tetapi simbol hadirnya negara di tengah krisis sosial kemanusiaan.
Baca Juga: Detik Mencekam Longsor Arjasari Bandung: Suara Seperti Pesawat, Warga Panik Selamatkan Diri
TNI menjelma menjadi garda evakuasi, logistik, dan pembuka isolasi yang mempercepat semua proses penanganan.
Namun, respons cepat bukan jawaban akhir.
Bangunan mitigasi, reformasi tata ruang, hingga edukasi kebencanaan harus menjadi investasi bersama.
Jika tidak, banjir bukan hanya peristiwa alam, tetapi siklus yang kita ciptakan sendiri.***