Upaya ini diharapkan dapat meminimalisasi risiko jika aktivitas Semeru kembali meningkat.
Meski status Gunung Semeru telah turun, para ahli mengingatkan bahwa fase Siaga adalah masa yang paling sering menimbulkan rasa aman palsu.
Warga diimbau tetap mengikuti instruksi petugas, memantau peringatan resmi, dan tidak memasuki zona merah dalam kondisi apa pun.
Kehati-hatian dan kepatuhan terhadap jalur evakuasi menjadi kunci untuk menghindari korban jiwa di tengah kondisi alam yang dinamis.
Semeru boleh saja mereda, tetapi kewaspadaan masyarakat harus tetap menyala.
Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, relawan, dan warga, risiko dapat diminimalisasi hingga aktivitas gunung benar-benar stabil kembali.
Keselamatan tetap menjadi prioritas, terutama di kawasan rawan bencana yang tidak pernah benar-benar tidur.***