Meski demikian, warga sekitar mengaku trauma belum sepenuhnya hilang.
Sebagian penyintas masih kesulitan tidur ketika hujan turun, sementara relawan kesehatan mencatat adanya peningkatan gangguan kecemasan ringan pada beberapa warga.
Beberapa warga menilai penutupan operasi adalah pilihan realistis mengingat kondisi material longsor yang sangat tebal dan labil.
“Yang penting sekarang warga bisa dipulihkan dulu, karena banyak yang masih syok,” ujar seorang perangkat desa.
Fokus Beralih ke Pemulihan dan Relokasi Penyintas
Dengan dihentikannya pencarian, pemerintah Kabupaten Cilacap kini memusatkan perhatian pada penanganan pascabencana.
Tahapan yang akan dipercepat antara lain:
Pembangunan hunian sementara (Huntara) agar penyintas tidak terlalu lama berada di tenda pengungsian.
Dukungan psikososial untuk warga yang kehilangan anggota keluarga maupun tempat tinggal.
Normalisasi lingkungan, seperti pembersihan material longsor, perbaikan akses jalan desa, dan pemulihan jaringan air bersih.
Mitigasi bencana lanjutan, termasuk pemetaan zona rawan baru dan pemasangan alat deteksi dini.
Kawasan Cibeunying dikenal memiliki kontur tanah labil yang rawan bergerak saat curah hujan tinggi.
BPBD Cilacap memastikan akan meningkatkan pengawasan terhadap titik-titik rawan longsor lain di Majenang.
Longsor Majenang Menjadi Peringatan Serius untuk Daerah Lereng Jawa Tengah
Peristiwa longsor Cilacap ini kembali membuka diskusi publik soal ketahanan daerah-daerah rawan bencana di Jawa Tengah bagian barat.