nasional

Akses Malang–Lumajang Ditutup Total! Erupsi Semeru Makin Liar, Warga Diminta Waspada dan Pilih Jalur Alternatif

Kamis, 20 November 2025 | 06:00 WIB
Awan panas Semeru terlihat dari pos pantau saat erupsi meningkat. (HukamaNews.com / Antara)

Peningkatan status ini ditetapkan setelah pemantauan visual dan instrumental menunjukkan erupsi yang lebih intens, peningkatan gempa vulkanik, serta potensi luncuran awan panas yang lebih luas.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa Semeru kini menunjukkan aktivitas yang terlalu tinggi untuk dianggap stabil.

Sebagai langkah antisipasi, Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi keras:

- Tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 km dari kawah.

- Menghindari sektor barat hingga timur laut sejauh 20 km dari pusat erupsi.

- Waspada banjir lahar ketika hujan turun, khususnya di wilayah Besuk Kobokan sepanjang 8 km dari puncak.

Baca Juga: Polri Serahkan Berkas Lisa Mariana ke Jaksa, Hasil DNA Ungkap Kebenaran di Balik Klaim Viral di Medsos

Rekomendasi ini menjadi acuan utama aparat di lapangan karena tingginya risiko lontaran material vulkanik, awan panas guguran, hingga potensi aliran lahar.

Respon Warga & Netizen: Antara Waspada dan Déjà Vu Bencana 2021

Di media sosial, warganet langsung membandingkan situasi hari ini dengan erupsi besar Semeru pada 2021 yang menewaskan puluhan orang dan merusak ribuan rumah.

Banyak warga Malang dan Lumajang mengaku panik namun tetap mengikuti arahan petugas karena takut kejadian serupa terulang.

Sejumlah pengendara juga mengeluhkan jalur pengalihan yang jauh lebih panjang, namun sebagian besar memahami bahwa keselamatan adalah prioritas utama.

Baca Juga: Kondisi SMAN 72 Pascaledakan Makin Pulih, tapi Kenapa Aparat Masih Ketat Berjaga? Ini Faktanya!

Di sisi lain, relawan bencana mulai mengaktifkan komunikasi darurat melalui grup WhatsApp dan radio lokal untuk memantau potensi evakuasi jika aktivitas Semeru kembali meningkat.

Koordinasi Lintas Instansi Diperketat

Halaman:

Tags

Terkini