HUKAMANEWS – Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo menjadi momen penuh makna bagi keluarga besar Yudhoyono, terutama bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Keputusan pemerintah memberikan gelar tersebut pada Hari Pahlawan 10 November 2025 membuat nama Sarwo Edhie kembali menjadi sorotan publik dan menjadi keyword utama dalam perbincangan sejarah militer Indonesia.
AHY menyebut momen ini bukan hanya bentuk penghargaan negara, tetapi juga pengingat nilai perjuangan yang selama ini diwariskan sang kakek kepada anak cucu.
Baca Juga: Pemerintah Kaji Pembatasan PUBG Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, DKI Beri Dukungan Penuh
Momen Bersejarah bagi Keluarga Yudhoyono
AHY menjelaskan bahwa penganugerahan gelar pahlawan nasional itu terasa istimewa karena dilakukan tepat pada peringatan Hari Pahlawan, hari yang selalu dikaitkan dengan refleksi nilai pengorbanan.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan pengakuan atas jasa-jasa Sarwo Edhie bagi Indonesia.
Menurut AHY, gelar tersebut bukan sekadar simbol, melainkan bentuk pengakuan negara terhadap kontribusi besar Sarwo Edhie dalam perjalanan sejarah bangsa.
“Ini kehormatan luar biasa atas jasa dan pengabdian beliau sebagai prajurit,” ujar AHY di Istana Kepresidenan.
Peran Besar Sarwo Edhie dalam Militer Indonesia
Sarwo Edhie dikenal sebagai tokoh penting dalam pembentukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Ia juga memegang peran strategis dalam operasi penumpasan Gerakan 30 September (G30S/PKI) pada tahun 1965, yang menjadi salah satu titik krusial dalam sejarah militer Indonesia.
Sejumlah sejarawan menilai gaya kepemimpinan Sarwo Edhie yang tegas dan disiplin turut membentuk karakter satuan elite TNI AD hingga kini.
Banyak kalangan militer menganggap Sarwo Edhie sebagai figur yang visioner, terutama dalam membangun struktur pasukan khusus modern.