Mengapa Daftar Ini Jadi Sorotan Publik?
Publik menyoroti daftar ini karena beberapa nama memiliki rekam jejak besar dalam sejarah Indonesia.
1. Soeharto dan Gus Dur masuk daftar yang sama
Kehadiran Soeharto dan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam satu daftar memicu diskusi publik karena keduanya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dan sering menjadi bahan perdebatan dalam sejarah politik Indonesia.
2. Aktivis buruh Marsinah ikut diajukan
Marsinah menjadi simbol keberanian rakyat kecil dan pelanggaran HAM pada era lalu. Jika disahkan, ia bisa menjadi pahlawan pertama dari kalangan buruh perempuan yang mendapat pengakuan negara.
3. Tokoh-tokoh daerah semakin mendapat ruang
Hampir seluruh pulau terwakili, menunjukkan pola kebijakan baru pemerintah untuk memperkuat narasi kebangsaan yang inklusif.
Ini sejalan dengan semangat pemerintahan Prabowo–Gibran yang gencar mendorong penguatan identitas nasional.
4. Nama tokoh pendidikan dan kesehatan mendominasi
Banyak usulan berasal dari bidang pendidikan dan kesehatan seperti dr. Kariadi, Aloei Saboe, Rahmah El Yunusiyyah, dan Basoeki Probowinoto.
Ini menunjukkan pentingnya sektor-sektor tersebut dalam pembangunan karakter bangsa.
Bagaimana Proses Penetapan Pahlawan Nasional?
Dalam praktiknya, usulan dari daerah tidak otomatis menjadi keputusan final.
Presiden akan menerima pertimbangan dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan untuk memutuskan apakah tokoh tersebut memenuhi unsur kepahlawanan.