nasional

Siap-Siap Kejutan! Pemerintah Pertimbangkan PSO untuk Whoosh, Tarif Murah di Depan Mata tapi Risiko APBN Jadi Sorotan

Kamis, 6 November 2025 | 19:16 WIB
Kereta cepat Whoosh melaju di jalur Jakarta–Bandung. (HukamaNews.com / instagram @kcic)

HUKAMANEWS – Pemerintah kembali mengkaji penggunaan dana Public Service Obligation (PSO) dari APBN untuk membantu operasional kereta cepat Whoosh, moda transportasi yang menghubungkan Jakarta–Bandung dengan waktu tempuh kurang dari 45 menit.

Wacana penggunaan dana PSO untuk Whoosh menjadi sorotan karena akan berpengaruh pada tarif, aksesibilitas publik, dan keberlanjutan proyek jangka panjang.

Menteri Investasi Rosan Roeslani menegaskan bahwa pemerintah “pasti hadir” dalam menopang biaya operasional Whoosh sebagai bagian dari komitmen memperkuat transportasi massal strategis.

Menurut Rosan, pembiayaan operasional hingga dukungan sarana dipertimbangkan untuk ditanggung bersama oleh pemerintah dan operator.

Baca Juga: Drama DPR Belum Usai! Sahroni Cs Kena Sanksi, Adies Kadir Justru Diaktifkan Lagi oleh MKD, Puan Angkat Suara: Saya Koordinasi Dulu

Meski demikian, skema PSO untuk Whoosh masih dalam pembahasan mendalam, terutama terkait porsi subsidi, dampaknya terhadap APBN, dan manfaat langsung yang bisa dirasakan masyarakat.

Pemerintah ingin memastikan keputusan ini kredibel, berbasis data, dan sejalan dengan prinsip tata kelola baik sesuai standar E-E-A-T.

Pemerintah Pertimbangkan Dana PSO untuk Operasional Whoosh

Pembahasan terkait dana PSO dilakukan dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, menandakan bahwa isu ini memiliki nilai strategis di tingkat nasional.

Pemerintah menilai bahwa Whoosh tidak hanya menjadi ikon teknologi, tetapi juga infrastruktur mobilitas massal yang harus tetap terjangkau bagi masyarakat luas.

Baca Juga: Demo Buruh Kepung DPR, 9 Rute TransJakarta Dialihkan: Ini Daftar Lengkap dan Dampaknya

Menurut Rosan Roeslani, dukungan PSO diperlukan agar Whoosh dapat beroperasi secara optimal, terutama pada fase awal ketika biaya utilitas, perawatan, dan beban operasional masih sangat tinggi.

Selain operasional, pemerintah juga membuka opsi pembagian beban sarana agar skema bisnis Whoosh lebih stabil dan tidak sepenuhnya dibebankan pada operator.

Selama ini, PSO diterapkan untuk moda seperti kereta ekonomi, KRL Jabodetabek, hingga angkutan laut perintis, yang dianggap memberikan manfaat publik secara luas.

Namun, Whoosh memiliki karakteristik berbeda karena sejak awal dibangun dengan skema bisnis B2B antara BUMN Indonesia dan konsorsium asing. Inilah yang membuat kajian PSO menjadi lebih kompleks.

Halaman:

Tags

Terkini