nasional

Budi Arie Tegaskan Hubungan Projo dan Jokowi Masih Solid, Logo Baru Bukan Tanda Retak tapi Transformasi

Senin, 3 November 2025 | 14:44 WIB
Budi Arie berbicara dalam Kongres III Projo tentang perubahan logo dan arah organisasi. (HukamaNews.com / Antara)

Ia menjelaskan, pergantian logo bukan tanda menjauh, tetapi simbol bahwa Projo kini siap menjadi organisasi rakyat yang lebih luas dan inklusif.

Sebagai bagian dari proses itu, Budi juga mengumumkan akan digelarnya sayembara publik untuk menciptakan logo baru Projo, membuka ruang partisipasi masyarakat dalam transformasi organisasi tersebut.

Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bukan Berarti Meninggalkan Jokowi

Selain isu logo, kabar miring juga muncul karena sikap Projo yang kini terbuka mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Namun, Budi menjelaskan bahwa dukungan tersebut adalah bentuk kesinambungan, bukan pergeseran arah politik.

“Sebagai pemerintahan berkelanjutan, pemerintahan Pak Prabowo-Gibran harus kita kawal,” tegasnya.

Baca Juga: Akui Kalah Populer Hotman Paris Sindir Menkeu Purbaya Soal Kebijakan Impor Baju Bekas: Sekarang Kamu yang Trending!

Ia menegaskan, hasil Pilpres 2024 menunjukkan dukungan rakyat terhadap pasangan tersebut sebagai kelanjutan dari visi pembangunan Jokowi.

“Rekomendasi Sidang Pleno III sudah jelas, kita mendukung dan memperkuat pemerintahan Pak Prabowo,” tambahnya.

Sikap ini dianggap sebagian pengamat sebagai langkah strategis Budi Arie dalam menjaga eksistensi Projo di tengah transisi politik nasional, sekaligus memperkuat hubungan lintas kubu untuk menjaga stabilitas.

Makna Projo: Lebih dari Sekadar Pro-Jokowi

Menariknya, Budi juga meluruskan persepsi publik mengenai makna kata Projo yang selama ini diidentikkan dengan Pro-Jokowi.

“Projo itu bahasa Sanskerta-nya negeri, dalam Jawa Kawi artinya rakyat,” jelas mantan Menteri Koperasi tersebut.

Ia menegaskan, istilah kaum projo bermakna orang-orang yang mencintai negara dan rakyatnya.

Menurutnya, publikasi media yang menyebut Projo sebagai singkatan dari Pro-Jokowi hanyalah karena kemudahan pelafalan, bukan makna sebenarnya.

Halaman:

Tags

Terkini