nasional

Hati-Hati! Ini 5 Dampak Serius Makan Daging Anjing dan Kucing, Pemerintah DKI Siapkan Pergub Larangan

Jumat, 24 Oktober 2025 | 16:05 WIB
Ilustrasi bahaya konsumsi daging anjing dan kucing bagi kesehatan manusia (HukamaNews.com / Freepik)

Menurut Dicky, banyak parasit tersebut tidak mati sepenuhnya meski dimasak pada suhu tinggi. Artinya, risiko helmintiasis tetap ada bahkan setelah proses pemasakan.

“Inilah mengapa konsumsi daging hewan peliharaan sangat berisiko bagi kesehatan manusia,” jelasnya.

3. Terpapar Bakteri Patogen

Daging anjing dan kucing yang tidak melalui proses penyembelihan higienis berpotensi mengandung bakteri patogen seperti Salmonella, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.

Bakteri tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan, diare berat, dan infeksi saluran pencernaan.

Kondisi ini sering diperparah karena daging tersebut biasanya tidak melalui pemeriksaan kesehatan atau rantai pasok resmi.

4. Potensi Munculnya Virus Baru

Dicky juga memperingatkan potensi munculnya virus baru (emerging virus) dari konsumsi daging anjing dan kucing.

Baca Juga: Emil Dardak Siap Buka-bukaan Soal Dana Jatim Rp6,84 Triliun Mengendap di Bank, Ini Alasannya

Hewan karnivora seperti keduanya bisa menjadi reservoir atau host alami virus yang bermutasi dan menular ke manusia, seperti coronavirus dan paramyxovirus.

Fenomena ini bukan hal baru dalam dunia epidemiologi. Banyak virus penyebab pandemi di masa lalu,termasuk COVID-19, berasal dari penularan antarspesies yang tidak terdeteksi pada awalnya.

Karena itu, ia menekankan pentingnya mencegah rantai kontak langsung antara manusia dan daging hewan peliharaan.

5. Risiko dalam Rantai Pasok dan Sanitasi

Berbeda dengan daging sapi, ayam, atau kambing yang diawasi secara ketat oleh otoritas veteriner, daging anjing dan kucing tidak memiliki rantai pasok resmi.

“Tidak ada pemeriksaan antemortem maupun postmortem, tidak ada pengawasan suhu, sanitasi, atau transportasi sesuai standar pangan,” jelas Dicky.

Halaman:

Tags

Terkini