nasional

RS Ngoerah Tegas! Calon Dokter Mahasiswa FK Unud yang Olok Kematian Timothy Langsung Ditolak buat Koas

Rabu, 22 Oktober 2025 | 13:19 WIB
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman (HukamaNews.com / Antara)

Banyak netizen menuntut agar pelaku mendapatkan sanksi akademik dan etik, bukan hanya pembatalan koas.

Unud Bentuk Tim Investigasi Khusus

Menanggapi kasus ini, Rektorat Universitas Udayana langsung membentuk tim investigasi untuk menelusuri dugaan perundungan yang menimpa Timothy.

Langkah ini mendapat dukungan dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto, yang menegaskan pentingnya kampus menjadi “ruang aman bagi semua mahasiswa.”

“Kami memastikan pendampingan bagi keluarga korban dan pihak terkait agar kasus ini ditangani secara transparan dan adil,” ujar Brian pada Minggu (19/10).

Baca Juga: Setahun Jadi ‘Kucing Istana’, Begini Perjalanan Bobby Kertanegara di Sisi Presiden Prabowo

Selain itu, Kementerian HAM juga turun tangan. Menteri Natalius Pigai mengatakan pihaknya telah mengirim tim dari Kanwil Kemenkumham Bali untuk memantau perkembangan kasus tersebut.
Pigai menyebut, pemantauan masih berlangsung dan langkah lanjutan akan diambil setelah hasil investigasi kampus rampung.

Empati dan Etika di Dunia Pendidikan Kedokteran

Kasus ini membuka diskusi lebih luas soal pendidikan karakter dan empati di fakultas kedokteran Indonesia.

Sejumlah pakar pendidikan menilai bahwa kemampuan klinis saja tidak cukup,calon dokter perlu memiliki kecerdasan emosional dan moral agar bisa benar-benar melayani masyarakat dengan hati.

Menurut pakar psikologi pendidikan Universitas Padjadjaran, Dr. Lusia Rahmawati, fenomena seperti ini menunjukkan masih lemahnya pendidikan karakter di kampus.

Baca Juga: Terjangkit Sakit Radang Paru-paru, Anak Riza Chalid Dipindah ke Rutan Salemba Pusat demi Perawatan Kesehatan

“Etika dan empati harus menjadi bagian dari kurikulum, bukan sekadar pelengkap,” ujarnya.

Netizen di platform X (Twitter) pun ramai menyoroti ironi ini.

Salah satu pengguna menulis, “Bagaimana bisa calon dokter menertawakan kematian? Kalau empati saja tidak punya, bagaimana nanti mereka menangani pasien?”

Halaman:

Tags

Terkini