Belum Masuk Kategori Terpanas Dunia, tapi Patut Diwaspadai
Meski cuaca di Indonesia terasa “mendidih”, suhu ini masih tergolong lebih rendah dibandingkan lokasi terpanas di dunia.
Death Valley, Amerika Serikat, misalnya, pernah mencatat suhu ekstrem 56,7°C yang diakui Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sebagai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Namun, peringatan tetap perlu diwaspadai karena peningkatan suhu ekstrem dapat memengaruhi kesehatan masyarakat, memperparah kekeringan, dan meningkatkan risiko kebakaran hutan di beberapa daerah.
Baca Juga: Pulau Kucing Jadi Krisis! Siprus Kewalahan, Populasi Kucing Liar Kini Lebih Banyak dari Manusianya
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari pada pukul 10.00–15.00 WIB, serta memperbanyak konsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi.
Pakar klimatologi Universitas Indonesia, Dr. Riza Wahyudi, menilai tren panas ekstrem yang terjadi belakangan ini selaras dengan dampak perubahan iklim global.
“Pola cuaca ekstrem semakin sering dan intens. Fenomena ini menunjukkan bahwa pemanasan global bukan lagi isu masa depan, melainkan realitas yang sedang kita hadapi,” ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Fenomena Global: Panas Ekstrem Jadi Ancaman Nyata
Secara global, gelombang panas kini menjadi fenomena yang semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia.
Catatan WMO menunjukkan beberapa lokasi di Timur Tengah dan Afrika bahkan mencapai suhu di atas 53°C, seperti Kuwait, Iran, Pakistan, dan Tunisia.
Baca Juga: Pulau Kucing Jadi Krisis! Siprus Kewalahan, Populasi Kucing Liar Kini Lebih Banyak dari Manusianya
Kondisi tersebut memperlihatkan betapa krisis iklim telah memicu peningkatan suhu ekstrem di hampir semua benua.
Indonesia, dengan karakter tropisnya, kini juga mulai merasakan efek domino dari perubahan pola cuaca dunia.
BMKG Imbau Warga Tetap Waspada dan Bijak Beraktivitas