BMKG menegaskan masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap waspada menghadapi potensi cuaca panas hingga awal November. Warga disarankan:
- Menghindari aktivitas berat di luar ruangan pada siang hari.
- Menggunakan pelindung kepala atau payung saat beraktivitas di bawah terik matahari.
- Menjaga asupan cairan tubuh dan menggunakan tabir surya.
- Memantau informasi prakiraan cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.go.id dan aplikasi InfoBMKG.
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim BMKG menambahkan, periode panas ekstrem biasanya akan mereda setelah matahari bergerak lebih jauh ke selatan dan curah hujan mulai meningkat pada pertengahan November.
Fenomena cuaca panas ekstrem di Indonesia kali ini menjadi pengingat penting akan kerentanan iklim tropis terhadap perubahan global.
Meski belum menyentuh rekor dunia, suhu hingga 37,6°C cukup untuk menimbulkan dampak nyata terhadap kesehatan, pertanian, dan lingkungan.
BMKG berharap masyarakat tetap siaga menghadapi kondisi ini, sembari memperkuat kesadaran terhadap dampak perubahan iklim yang semakin terasa.
Adaptasi dan mitigasi dini menjadi kunci untuk menghadapi panas ekstrem yang bisa saja menjadi “normal baru” di masa mendatang.***
Artikel Terkait
Putusan MK Soal Penangkapan Jaksa Jadi Titik Balik Integritas Kejaksaan: Kami Tak Kebal Hukum
Di Balik Duka 63 Santri, Polisi Usut Dugaan Kelalaian Bangunan Mushala, Ponpes Al Khoziny Tegaskan Siap Tanggung Jawab Hukum
Menkeu Purbaya Ultimatum Pegawai Bea Cukai Nakal: Kalau Masih Bandel, Saya Pecat!
ASN Nggak Takut Menteri yang Dianggap Cuma Tamu Sementara? Menkeu Purbaya: Empat Tahun Gue Ganti, Lu Duluan yang Saya Pecat!
Pembangunan Kembali Pesantren Al Khoziny Tunggu Restu Menko PMK Muhaimin Iskandar