Jika tidak dikendalikan, satu pasangan kucing dan keturunannya bisa menghasilkan lebih dari 400.000 ekor dalam tujuh tahun. Tak heran jika Siprus kini kewalahan.
Upaya Pemerintah: Antara Cinta dan Krisis
Sebagai langkah darurat, pemerintah Siprus meluncurkan program sterilisasi nasional yang melibatkan dokter hewan swasta. Sayangnya, pelaksanaan di lapangan masih jauh dari ideal.
Komisioner Lingkungan Hidup Antonia Theodosiou mengungkapkan, “Dengan dana 100.000 euro, kami hanya bisa mensterilkan sekitar 2.000 ekor per tahun. Itu terlalu kecil dibanding jumlah yang ada.”
Kini, Menteri Lingkungan Hidup Maria Panayiotou menaikkan anggaran menjadi 300.000 euro per tahun, langkah yang dianggap progresif.
Baca Juga: Rumah Mewah Eko Patrio Ludes Dijarah, Barang Branded hingga Kucing Kesayangan Raib dalam Sekejap!
Namun bagi aktivis kucing seperti Eleni Loizidou dari lembaga amal Cat Alert, kebijakan itu ibarat setetes air di lautan. “Kami baru bisa mensterilkan ratusan ekor dari ribuan yang ada. Masih jauh dari cukup,” ujarnya.
Asosiasi Dokter Hewan bahkan mengusulkan rencana empat tahun untuk menekan populasi, dengan melibatkan klinik swasta agar bisa melakukan sterilisasi gratis tanpa birokrasi panjang.
Biaya sterilisasi kucing liar betina di Siprus kini mencapai 55 euro, sementara kucing peliharaan bisa mencapai 120 euro.
Lebih dari Sekadar Anggaran: Butuh Strategi Nasional
Ketua Komite Lingkungan Parlemen, Charalambos Theopemptou, menilai bahwa dana besar saja tidak cukup.
Menurutnya, diperlukan strategi nasional yang jelas dan terukur, termasuk edukasi publik. “Kita tidak bisa hanya mensterilkan tanpa rencana jangka panjang,” tegasnya.
Beberapa pihak mendorong agar pemerintah mengembangkan aplikasi digital pelaporan kucing liar, yang memungkinkan warga melaporkan koloni kucing untuk ditangani secara cepat dan efisien.
Usulan ini dinilai penting agar data populasi lebih akurat dan intervensi bisa lebih tepat sasaran.