“Indikasi awal penyebab runtuh nanti akan dijelaskan oleh tenaga ahli agar hasilnya valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan prosedur investigasi bangunan runtuh, di mana otoritas kepolisian biasanya menunggu hasil kajian teknis sebelum menentukan ada atau tidaknya unsur pidana, seperti kelalaian perencanaan struktur atau penggunaan material yang tidak sesuai standar.
Beberapa pakar konstruksi menilai, fenomena bangunan pesantren yang runtuh bisa menjadi peringatan bagi lembaga pendidikan berbasis asrama agar lebih ketat dalam pengawasan kualitas bangunan.
Banyak pesantren berdiri di lahan padat dengan struktur lama, yang rentan terhadap tekanan beban berlebih atau gempa kecil.
Baca Juga: Bayang-Bayang Radioaktif Cs-137 di Cikande, dari Pabrik Besi hingga Terseret ke Udang Ekspor RI
Duka dan Harapan dari Masyarakat
Di sekitar lokasi kejadian, suasana duka masih terasa. Warga dan para wali santri terlihat berkumpul di posko darurat sambil menunggu kabar keluarga mereka.
Sejumlah relawan juga tampak membantu menyalurkan logistik dan makanan untuk para petugas yang masih berjibaku di lapangan.
Tagar #PrayForAlKhoziny mulai ramai di media sosial. Netizen menyoroti pentingnya audit bangunan lembaga pendidikan agar kejadian serupa tak terulang.
“Harus ada inspeksi berkala untuk pondok pesantren dan sekolah asrama, apalagi yang menampung banyak santri,” tulis salah satu pengguna X (Twitter).
Tragedi yang Perlu Jadi Pelajaran Bersama
Runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny menambah daftar panjang kasus ambruknya fasilitas pendidikan di Indonesia akibat dugaan lemahnya pengawasan struktur bangunan.
Baca Juga: Sektor Tambang Terancam Mandek! DPR Desak Pemerintah Segera Keluarkan PP UU Minerba
Dalam konteks ini, pemerintah daerah bersama Kementerian PUPR diharapkan segera turun tangan melakukan audit keselamatan bangunan keagamaan dan asrama santri di seluruh Jawa Timur.
Kejadian ini juga membuka ruang refleksi bagi masyarakat bahwa keselamatan fisik santri harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar aspek spiritual dan akademik.