HUKAMANEWS – Kabar duka menyelimuti bangsa Indonesia. Yurike Sanger, istri ketujuh Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, dikabarkan meninggal dunia di California, Amerika Serikat.
Kepergian wanita yang pernah setia mendampingi Bung Karno di masa penuh gejolak politik ini, meninggalkan jejak sejarah dan kenangan mendalam.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles telah memastikan kabar duka tersebut.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa jenazah Yurike sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia setelah keluarnya dokumen resmi dari otoritas setempat.
Baca Juga: Bongkar! KPK Temukan 400 Biro Perjalanan dan 13 Asosiasi Terseret Kasus Kuota Haji, Siapa Dalangnya?
“Pihak keluarga telah menunjuk pihak mortuary untuk pemulasaran jenazah, sementara KJRI Los Angeles mendampingi dan berkoordinasi dengan otoritas di California,” ujar Judha, Jumat (19/9/2025).
Saat ini, akta kematian atau death certificate sedang diproses sebagai salah satu syarat administratif pemulangan jenazah ke Tanah Air.
Kisah Cinta di Tengah Badai Politik
Yurike Sanger bukan sekadar pendamping Soekarno, melainkan bagian dari potongan sejarah Indonesia.
Lahir pada 22 Mei 1945 dari keturunan Jerman-Manado, Yurike masih remaja ketika pertama kali bertemu Bung Karno dalam sebuah acara kenegaraan.
Saat itu, ia masih duduk di bangku SMP dan aktif sebagai anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca Juga: KPK Usut Dalang Ide Kontroversial Kuota Haji 50:50, Potensi Kerugian Negara Capai Rp1 Triliun
Daya tarik Soekarno membuat keduanya semakin dekat. Bung Karno bahkan memberikan nama panggilan “Yuri” untuk Yurike.
Hubungan mereka berlangsung diam-diam sebelum akhirnya resmi menikah pada 6 Agustus 1964.
Sebagai istri Presiden, Yurike langsung berhadapan dengan protokol ketat sekaligus situasi politik yang kian panas.