Pasalnya, hingga kini vonis 1,5 tahun penjara atas kasus penghinaan terhadap Jusuf Kalla pada 2019 tak kunjung dieksekusi, meski sudah berkekuatan hukum tetap.
Publik Membaca Gaya Mahfud
Wacana ini sontak memunculkan reaksi publik di berbagai kanal. Banyak yang menganggap Mahfud MD adalah sosok ideal untuk kursi Jaksa Agung karena konsistensinya melawan oligarki dan mafia hukum.
“Kalau Mahfud jadi Jaksa Agung, banyak pejabat bisa susah tidur,” tulis seorang warganet di X (Twitter).
Di sisi lain, ada pula yang skeptis. Mereka menilai keberanian Mahfud bisa berhadapan dengan resistensi politik besar.
Baca Juga: Eko Patrio Pilih Fokus Keluarga Usai Dinonaktifkan PAN, Nasib Politik Diserahkan ke Zulhas
“Bagus sih, tapi apakah Prabowo berani? Itu pertanyaannya,” ujar akun lain.
Sinyal ke Era Baru?
Isu ini muncul di tengah momentum pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto. Setelah reshuffle kabinet mulai diwacanakan, kursi Jaksa Agung ikut menjadi bahan spekulasi.
Jika Mahfud benar-benar dipilih, langkah itu bukan hanya simbol konsistensi penegakan hukum, tetapi juga pesan keras terhadap kasus-kasus besar yang mangkrak.
Dari judi online, perampasan aset, hingga eksekusi putusan pengadilan yang tak berjalan.
Bagi sebagian pihak, wacana ini terasa realistis sekaligus menantang. Di satu sisi, Mahfud punya kredibilitas hukum dan integritas yang diakui. Di sisi lain, manuver politik bisa jadi tembok penghalang.
Baca Juga: Heboh Isu Surpres Kapolri! Istana & DPR Kompak Buka Suara, Benarkah Ada Manuver Politik Tersembunyi?
Nama Mahfud MD memang selalu identik dengan keberanian dan integritas. Wacana dirinya jadi Jaksa Agung memunculkan harapan baru bagi publik yang rindu pada penegakan hukum yang bersih dan tegas.
Namun, publik juga sadar jalan menuju itu tidak mudah. Banyak kepentingan politik yang bisa jadi batu sandungan.