Dalam kesempatan itu, Mahfud juga membagikan kisahnya saat berolahraga di Lapangan Banteng.
Ia sempat berbincang dengan sejumlah anggota TNI dan Polri, menyapa pedagang kerak telor, hingga berfoto dengan warga yang ia temui.
Narasi ringan tersebut seakan menjadi penyeimbang dari tragedi yang tengah ramai dibicarakan.
Sementara itu, Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim memastikan pihaknya sudah menahan tujuh anggota Brimob yang berada dalam kendaraan taktis tersebut.
Mobil barakuda yang melindas korban juga telah diamankan untuk penyelidikan.
“Masih kita dalami siapa yang setir, siapa yang ini, kita dalami, yang jelas tujuh ini ada di satu kendaraan. Kita dalami perannya masih dalam rangka pemeriksaan, akan kita update,” ujar Karim dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta, Jumat dini hari.
Ketujuh anggota Brimob yang diperiksa antara lain Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, serta dua personel bernama Baraka Y dan Baraka D.
Tragedi ini menambah panjang daftar kasus benturan antara aparat dan warga sipil yang berujung korban jiwa. Di media sosial, tagar #KeadilanUntukAK menjadi trending.
Banyak netizen menuntut agar kasus ini ditangani secara transparan, bukan hanya berhenti pada pemeriksaan internal.
“Kalau dibiarkan, kasus seperti ini akan terus berulang. Harus ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab,” tulis seorang pengguna X (Twitter).
Meski demikian, sejumlah pihak mengingatkan agar publik tidak terprovokasi isu liar dan tetap menunggu hasil investigasi resmi.
Situasi yang sudah panas dikhawatirkan bisa semakin memperlebar jurang ketidakpercayaan antara masyarakat dan aparat jika tidak ditangani dengan serius.
Kasus tewasnya AK menjadi pengingat keras bahwa setiap nyawa rakyat harus dihargai, apapun latar belakangnya.