Tagar #JusticeForOjol bahkan masuk jajaran trending di Twitter Indonesia.
Menanggapi hal ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permintaan maaf resmi.
“Saya menyesali peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya. Kami sedang mencari keberadaan korban serta memastikan keluarga mendapatkan perhatian serius,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Kapolri juga menginstruksikan Divisi Propam, Kapolda Metro Jaya, hingga Tim Pusdokkes Polri untuk menelusuri insiden tersebut. Ia berjanji proses investigasi akan dilakukan transparan dan terbuka.
“Kami minta Propam melakukan penanganan lebih lanjut. Sekali lagi, kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk korban, keluarga, dan keluarga besar ojol,” tegasnya.
Baca Juga: Mantan Kepala BIN Hendropriyono Sebut Ada Pemain di Balik Demo Mahasiswa
Koalisi Ojol Nasional yang selama ini kerap menyuarakan isu perlindungan hukum bagi driver ojol juga angkat suara.
Mereka menilai insiden ini mencerminkan masih lemahnya standar pengamanan aparat dalam menangani aksi unjuk rasa.
“Kalau seorang ojol bisa sampai tewas karena dilindas rantis, lalu bagaimana nasib kami yang setiap hari berada di jalan?” ujar Rafi, salah satu perwakilan komunitas ojol, kepada wartawan.
Pakar hukum menilai kasus ini harus diproses dengan mekanisme pidana, bukan hanya etik internal.
Transparansi menjadi kunci agar kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian tidak semakin tergerus.
Peristiwa nahas di Benhil ini bukan sekadar insiden lalu lintas, melainkan tragedi kemanusiaan yang memicu pertanyaan besar soal prosedur keamanan dalam penanganan demonstrasi.
Bagi keluarga korban dan ribuan pengemudi ojol di seluruh Indonesia, insiden ini menjadi simbol rapuhnya perlindungan hukum terhadap masyarakat kecil.
Kini, publik menunggu bukti nyata dari janji Kapolri: apakah investigasi benar-benar tuntas atau sekadar permintaan maaf yang berlalu bersama viralnya sebuah video.***