“Biasanya KPK memanggil saksi berulang kali karena ada fakta baru yang ingin didalami. Publik tentu berharap perkara ini tidak mandek,” ujar seorang pengamat hukum tata negara.
Di sisi lain, beberapa netizen menyoroti bahwa kasus ini berpotensi menyeret nama besar di BUMN.
Tagar #KasusDigitalisasi bahkan sempat muncul di linimasa media sosial, menandakan tingginya perhatian publik terhadap proses hukum yang berjalan.
KPK sendiri menegaskan akan tetap bekerja sesuai prosedur dan tidak terpengaruh tekanan publik.
“Kami pastikan penyidikan berjalan transparan, dan hasilnya akan kami sampaikan setelah ada perkembangan signifikan,” tutur Budi.
Hingga kini, Bobby Rasyidin belum memberikan komentar langsung kepada media mengenai pemanggilan keduanya ini.
Namun, sejumlah sumber internal menyebut ia hadir dengan kooperatif dan menjalani pemeriksaan hampir sepanjang hari.
Publik masih menunggu langkah KPK berikutnya. Apakah lembaga antirasuah ini segera mengumumkan tersangka, atau justru masih membutuhkan waktu untuk mengumpulkan bukti tambahan.
Kasus ini berpotensi menjadi salah satu skandal besar di tubuh BUMN, mengingat proyek digitalisasi SPBU Pertamina melibatkan anggaran triliunan rupiah.
Transparansi dalam proses hukum pun menjadi tuntutan utama masyarakat.***